Pengiriman dua pesawat angkut militer Airbus A400M ke Turki yang rencananya akan dilakukan pada tahun 2016 diperkirakan akan tertunda dan pembicaraan sedang berlangsung pada pengiriman pesawat pengganti yang jatuh pada penerbangan perdananya tahun lalu.
Ankara menandatangani kesepakatan untuk 10 pesawat yang dijuluki Atlas ini pada pada tahun 2003 sebagai bagian dari kelompok tujuh negara Eropa NATO dan rencananya akan terpenuhi pada 2018.
Turki telah menerima dua pesawat pada 2014 dan dijadwalkan untuk menerima dua lagi pada tahun lalu, tapi hanya satu yang disampaikan. Pesawat kedua jatuh di Spanyol pada tanggal 9 Mei, menewaskan empat awak tes.
“Pembicaraan terus dilakukan tentang tanggal pengiriman pesawat pengganti,” seorang pejabat dari Undersecretariat for Defence Industries (SSM) bagian dari kementerian pertahanan Turki dalam kondisi anonim.
“Menurut perjanjian dua pesawat A400M harus disampaikan kepada Angkatan Udara Turki pada tahun 2016, pada bulan April dan Juni. Tapi kemungkinan akan ada ada keterlambatan dalam pengiriman ini,” tambahnya. Jadwal pengiriman harus diperbarui setelah kecelakaan tahun lalu
Seorang juru bicara Airbus Defense & Space mengatakan perusahaan sedang dalam proses finalisasi jadwal pengiriman A400M tahun 2016 dengan Occar, lembaga Eropa yang mengelola program pertahanan bersama. “Ketika itu disepakati, maka kita akan mengumumkannya.”
Sebuah sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan saat ini masih dipertimbangkan bahwa dua A400M akan dikirim ke Turki tahun ini, meskipun ada diskusi “rumit” tentang pengganti untuk pesawat jatuh kapan bisa disampaikan.
“Turki secara umum ada di trek,” kata sumber itu.
Kecelakaan pesawat pada Juli 2015 merupakan pukulan terakhir untuk proyek pertahanan terbesar di Eropa yang sudah berjuang untuk mengatasi penundaan dan kelebihan biaya yang menyebabkan bailout oleh pemerintah Eropa pada tahun 2010. Kecelakaan itu menyebabkan keterlambatan perkembangan baru hingga tiga bulan.
Sekutu NATO Turki menempati posisi strategis dan penting karena berbatasan dengan Iran, Irak dan Suriah dan merupakan anggota dari koalisi pimpinan AS melawan ISIS.
A400M dikembangkan oleh tujuh negara NATO yakni Belgia, Inggris, Prancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol dan Turki dengan biaya 20 miliar euro (US$22 miliar). Pesawat mulai beroperasi pada 2013 setelah tertunda lebih dari tiga tahun.
Setelah kecelakaan Mei, penerbangan dari dua pesawat yang sebelumnya dikirim ke Angkatan Udara Turki dihentikan untuk alasan keamanan. Namun, para pejabat industri pertahanan mengatakan penerbangan dari dua pesawat kembali pada tanggal 18 Juni tahun lalu.
Baca juga:
10 Program Penerbangan Paling Terkenal Kerja Sama Prancis-Inggris