Angkatan Laut Amerika kembali akan dihadapkan pada krisis kapal induk. Dua daerah yang sedang tegang yakni Asia Pasifik dan Timur Tengah kemungkinan akan mengalami kekosongan kelompok tempur kapal induk dalam beberapa minggu bahkan bulan di musim semi 2016 ini.
Perencana militer sedang mempertimbangkan apakah akan memilih menempatkan kapal induk di Timur Tengah guna mengintensifkan serangan ke ISIS dan memantau ketegangan Iran-Arab Saudi. Atau menempatkan di Pasifik yang makin panas setelah Korea Utara melakukan uji bom hydrogen.
Pilihan lain adalah untuk menarik salah satu kapal induk dan dilakukan pemeliharaan singkat atau memperpanjang pengerahan awak melampaui waktu standar 7 bulan. Keduanya adalah pilihan yang buruk.
Kelompok tempur kapal induk USS Harry S. Truman yang saat ini ada di Teluk harus ditarik pulang pada bulan Mei dan Kelompok tempur USS Dwight D. Eisenhower baru akan menyebarkan pada musim panas. Dengan kondisi ini maka hanya akan ada USS John C. Stennis sebagai satu-satunya flattop yang harus dipilih apakah akan ditempatkan di Armada 5 atau Armada 7.
Pilihan lain adalah membatalkan perbaikan USS Ronald Reagan. Flattop yang baru saja tiba di Jepang dan membutuhkan pemeliharaan sebelum benar-benar siap patroli pada musim panas ini.
Angkatan Laut menolak berkomentar secara khusus terkait gap kapal induk ini namun juru bicara Angkatan Laut Letnan Cmdr. Tim Hawkins mengatakan bahwa para pemimpin militer terus melakukan kajian tentang hal ini.
“Sangat penting untuk diingat bahwa para pemimpin militer terus-menerus meninjau persyaratan kekuatan dan menyesuaikan rencana pengelolaan kekuatan global,” kata Hawkins. “Pasukan Angkatan Laut secara inheren fleksibel, lincah dan akan terus ada di mana dia diperlukan.”
Jika Angkatan Laut menarik kapal induk dari Komando Sentral AS mendukung pengiriman Stennis ke Komando Pasifik AS, itu akan menjadi kali kedua dalam satu tahun pertempuran melawan ISIS akan tanpa kapal induk. Keputusan akhir akan diputuskan oleh Jenderal Joe Dunford, Komandan Gabungan dan Menteri Pertahanan Ash Carter.
Next: Dosa Lama dan Penundaan
Kesenjangan kapal induk ini mulai terasa setelah armada mencoba untuk me-reset kapal induk setelah tahun yang sangat sibuk dank eras termasuk periode dua tahun antara 2011 dan 2013 ketika Angkatan Laut harus menempatkan dua kapal induk di Armada 5. Program Optimized Fleet Response Plan yang diluncurkan dirancang untuk memberikan waktu bagi Angkatan Laut memperbaiki kapal dan memberikan pelaut waktu istirahat,
Tetapi hal ini kemudian memunculkan masalah pada penyebaran baru. Kerap muncul ketidakpastian jadwal penyebaran.
Pensiunan Adm. John Harvey, yang memimpin Fleet Forces Command (FFC) sampai 2012 mengatakan masalah yang dihadapi Angkatan Laut merupakan “dosa lama” hasil keputusan peregangan kekuatan pada 2011-2013 ketika Angkatan Laut diharuskan menempatkan dua kapal induk di teluk dan satu di Pasifik sepanjang waktu.
“Tidak ada cara mudah dengan kekuatan 10 kapal iduk dengan beroperasi seperti itu. Anda hrus memiliki 16 kapal induk untuk bisa menjalankannya,” kata Harvey.
Dan Angkatan Laut masih akan terus hanya diperkuat 10 kapal induk dalam beberapa tahun ke depan dari semula 11. Setelah kapal induk Enterprise dinonaktifkan pada 2013 sementara penyebaran kapal induk baru USS Gerald R. Ford terus tertunda menempatkan Angkatan Laut pada situasi sulit.
“Seharusnya hanya terjadi kesenjanagan selama 14 bulan saja. Tetapi sekarang bisa menjadi delapan tahun setelah pengujian kejutan harus dilakukan terlebih dahulu pada Ford sebelum disebarkan,” kata Clark, seorang pensiunan perwira kapal selam dan analis Pusat Strategis dan Penilaian Anggaran.
Clark berpendapat harus ada langkah untuk menjamin tidak munculnya hal yang membahayakan kemampuan Angkatan Laut di masa depan.
“Kemungkinan akan ada tantangan keamanan yang lebih berat karena China terus mengejar ambisinya, Korea Utara berusaha untuk mendapatkan perhatian, Rusia terlihat mengalihkan perhatian dari masalah dalam negeri, dan ISIS mencoba untuk mendapatkan kembali inisiatif,” kata Clark.
“AS harus mengambil waktu ini, meskipun mungkin berarti kehadiran operator kurang sekarang, untuk mendapatkan armada kembali dalam kondisi yang baik untuk mempersiapkan satu dekade di mana AS akan perlu untuk menegaskan kembali perannya sebagai kekuatan global.”
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/10/12/apa-sebenarnya-kelompok-tempur-kapal-induk-itu/