Torpedo Jepang yang dikenal dengan nama Kaiten salah satu alat perang kamikaze Jepang. Torpedo ini dikendalikan oleh manusia untuk menabrak kapal dari dalam air. Kaiten secara harfiah bisa diartikan sebagai “kembali ke langit,” yang merupakan gambaran pengemudi yang mati kembali ke Tuhan.
Pada tahun 1943, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang mulai menemui jalan buntu perang. Waktu itu enam bulan setelah Pertempuran Midway yang secara luas dianggap sebagai titik balik dalam perang angkatan laut di Teater Pasifik. Jepang dianggap memiliki banyak jenis kendaraan bunuh diri dan yang paling terkenal dan sukses adalah pesawat kamikaze yang memberikan efek yang besar menjelang akhir perang.
Jepang kemudian mengembangkan berbagai jenis senjata bunuh diri yang lain. Mereka megnerahkan kapal bunuh diri Shinyo, penyelam bunuh diri fukuryu, dan ranjau manusia. Torpedo bunuh diri Kaiten torpedo menjadi salah satu yang bisa dibilang juga cukup berhasil.
Banyak jenis Kaiten dikembangkan, meskipun hanya type -1 yang pernah digunakan dalam pertempuran. Desain awal memungkinkan pilot untuk mencoba melarikan diri dari torpedo, tapi karena tidak ada pilot yang pernah mencoba, fitur ini dihilangkan dari desain selanjutnya. Kapal selam/torpedo juga menampilkan mekanisme diri sendiri jika untuk digunakan pilot jika sekering ledakan gagal. 300 Kaiten Type -1 dibangun, dan 100 digunakan dalam pertempuran.
Torpedo ini pada dasarnya adalah kapal selam dasar yang didasarkan pada torpedo Type 93 Jepang. Diluncurkan dari kapal selam yang ada di dalam air dan memiliki dasar kontrol pilot yang duduk di belakang lebih dari 1.000 pon bahan peledak.
Diperkirakan Kaitan membunuh lebih dari 187 tentara Amerika, menenggelamkan kapal tanker USS Mississinewa pada bulan November tahun 1944, dan sebuah kapal nfantry landing craft (LCI-600), serta perusak USS Underhill pada Juli 1945.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/11/24/kisah-corsair-vs-kamikaze-di-tahun1945/