Jet Koalisi Lakukan Apapun Untuk Menghindari S-400 di Suriah
Jet tempur Rafale di Kapal Induk Charles de Gaulle

Jet Koalisi Lakukan Apapun Untuk Menghindari S-400 di Suriah

Sebuah video yang dirilis Kementerian Pertahanan Prancis menunjukkan sebuah jet tempur Rafale mengusung salah satu rudal tercanggih mereka yang dikenal sebagai SCALP. Apa makna yang bisa diambil dari penggunaan rudal ini adalah sebuah isyrat bahwa jet tempur koalisi akan berusaha melakukan apapun untuk beroperasi dengan tetap jauh dari Rusia yang berbasis di Barat Suriah.

SCALP merupakan rudal jelajah dengan kemampuan jangkauan 540 mil laut. Juga sangat mahal karena satu rudal harganya sekitar US$1 juta.

Pemboman koalisi ke Suriah sudah berlangsung selama kurang lebih 16 bulan terakhir. Pada awal misi Angkatan Udara Amerika mengerahkan jet tempur F-22 Siluman dan juga kelompok F-16CJ Wild Wessel yang dikenal dengan kemampuan mengkatifkan radar dan sistem pertahan rudal. Penggunaan dua jet tempur ini wajar pada awal misi untuk mengantisipasi adanya sistem pertahanan rudal dari Suriah.

Tetapi Amerika kemudian menyadari tidak ada risiko terhadap pesawat mereka. Pertama karena ISIS memang tidak memiliki senjata antipesawat. Kedua, Suriah juga telah remuk redam karena perang saudara yang menjadikan sistem pretahanan udara mereka menjadi nyaris lumpuh.

Amerika dan koalisinya segera menyadari bahwa seluruh ruang udara di Suriah adalah daerah aman dan bebas untuk diterbangi.

Tetapi hari ini situasi kebebasan itu telah terganggu setelah Rusia mendatangkan sistem pertahanan udara S-400 mereka di Suriah. Tindakan yang diambilm Moskow sebagai respons atas ditembaknya Su-24 mereka oleh F-16 Turki pada November 2015. Situasi langit di atas Suriah kini diawasi oleh sistem yang sangat canggih dari darat.

Penggunaan rudal SCALP yang sangat mahal ini yang menjawab bahwa akhirnya pesawat koalisi secara tidak langsung menghindari untuk berdekatan dengan S-400. Rudal tersebut bisa digunakan pada target yang ada di dekat Aleppo, yang terletak di sudut barat laut Suriah dari kejauahan. Aleppo secara geografis menjadi daerah yang sangat terjangkau oleh capaian S-400.

Rusia juga telah menembakkan rudal jelajah dengan sasaran di Suriah selama beberapa bulan baik dari udara dan laut. Hal ini jelas dilakukan Rusia untuk memamerkan kekuatan mereka serta untuk iklan pemasaran senjata di panggung dunia. Pada akhirnya, mereka harus menggunakan senjata yang sangat mahal yang sebenarnya tidak perlu digunakan. Dan faktanya, penggunaan rudal mahal ini juga tidak memberi efek jauh lebih besar dibandingkan dengan penggunaan rudal yang lebih murah. Karena memang ISIS tidak memiliki teknologi untuk melawannya.

Tidak perlu menggunakan rudal jelajah terhadap target yang terletak di negara di mana tidak ada musuh dengan kemampuan pertahanan udara ampuh. Penembakan rudal jelajah SCALP di pantai Suriah hanya menunjukkan bahwa Rusia tetap menjadi variabel yang sangat tidak pasti dalam perang udara Suriah. Dan sekarang mungkin lebih dari sebelumnya.

Hal ini juga menunjukkan bahwa AS dan sekutunya telah memberikan reaksi secara luas terhadap tindakan Rusia, tidak sebaliknya. Ini adalah realitas yang mengkhawatirkan bahwa beberapa pihak di Gedung Putih atau di Pentagon memang mengakui hal ini meski tidak langsung.

Kapal Induk dan Drone Juga Menyingkir