Upaya Angkatan Udara India untuk mencari sebuah Medium Multi Role Combat Aircraft (MMRCA) akhirnya menemukan titik akhir setelah pemerintah India mengkonfirmasikan telah mencapai kesepakatan pembelian 36 jet Rafale dengan pemerintah Prancis.
Economic Times India mengutip sumber melaporkan dokumen kesepakatan pemerintah-ke pemerintah telah disampaikan oleh New Delhi ke Paris di malam tahun baru. Dalam dokumen itu disebutkan tahapannya sama dengan ketika India melakukan pembelian Mirage 2000 pada awal tahun 1980. IAF akan membeli semua pesawat Rafale dari Dassault dalam bentuk siap tempur.
Secara signifikan, ini adalah kesepakatan kedua untuk IAF dan Angkatan Darat India dalam waktu satu minggu. Kesepakatan lainnya dicapai dengan Rusia dalam hal pembelian helikopter Kamov 226T Rusia yang ditandatangani pada malam Natal dengan Pemerintah Rusia di Moskow selama kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi. Kesepakatan yang melibatkan pembuatan sebagian besar mesin helikopter ini di India dengan jumlah lebih dari 200.
Awalnya IAF sepakat untuk mendapatkan 126 pesawat Rafale yang terpilih dalam kompetisi MMRCA beberapa waktu lalu. Sebanyak 18 pesawat akan diterima dalam bentuk jadi dan 108 akan dirakit dan dibuat di India oleh HAL di bawah transfer teknologi.
Tetapi kesepakatan itu kemudian bermasalah di tengah jalan. Ada banyak masalah seperti biaya pesawt yang terlalu mahal hingga keengganan Dassault untuk memproduksi pesawat di India. Hingga akhirnya India memutuskan hanya akan membeli 36 jet tempur dalam bentuk jari.
Pesawat tempur mesin kembar Rafale dirancang sebagai jet tempur multi-peran untuk serangan udara ke udara dan udara ke darat dan memiliki kemampuan membawa senjata nuklir. Berkat sistem Electronic Warfare (EW) yang diinstal, pesawat ini juga mampu menjalankan misi pengintaian dan radar jamming.
Dalam kesepakatan itu pengiriman pesawat untuk akan mulai dilakukan dalam waktu tiga tahun ke depan dengan akhir pengiriman pada 2018. Tetapi sumber industri Prancis mengatakan beberapa waktu lalu di Paris bahwa Dassault telah mulai merencanakan pembangunan pesawat untuk India sejak pertengahan 2015 hingga kemungkinan pengiriman akan lebih cepat.
Tahun lalu Dassault Rafale juga telah dipilih oleh Mesir dan Qatar, sedangkan UEA sedang mempertimbangkan pesawat ini dengan serius.
Baca Juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/12/23/typhoon-vs-rafale-memang-mana/