Site icon

Iran-Arab Saudi Memanas (I): Mungkinkah akan Terjadi Perang?

Hubungan Arab Saudi dan Iran memuncak. Iran marah karena Arab Saudi mengeksekusi ulama syiah Sheikh al-Nimr karena tuduhan terorisme. Arab juga murka karena demo merusak kedutaan besarnya dan memutuskan hubungan diplomatik. Bahrain juga mengikuti langkah Arab Saudi. Ketegangan yang selama ini memang terus terjadi di antara kedua negara ini telah memantikkan api konflik. Dan tidak menutup kemungkinan mengarah ke perang yang mengerikan.

Prospek perang antara kedua negara telah menjadi perhatian baru. Perang dalam arti sebenarnya. Karena sesungguhnya Arab Saudi dan Iran sudah lama terlibat perang dengan mengarahkan proxy masing-masing. Yaman adalah pertempuran proxy antara kedua negara di mana Iran berada di belakang  Houthi yang Syiah dan Arab dengan sejumlah negara yang tergabung dalam koalisi mendukung eks presiden  yang digulingkan.

Eskalasi yang terjadi sekarang ini disebut setara dengan ketegangan yang terjadi di Timur Tengah pada 1980 yang menyebabkan konflik yang mengancam akan menelan seluruh wilayah.

Jika pecah maka perang kedua negara utama di Timur Tengah ini akan mengguncang kestabilan regional bahkan global. Pasokan minyak dunia akan terganggu. Dan Arab Saudi telah mengatakan bahwa tidak akan mematuhi perintah dari Washington.

“Setiap kali Iran melakukan sesuatu, AS mundur. Sementara itu, Saudi benar-benar melakukan sesuatu tentang hal itu di Suriah, di Iran dan di Yaman. Saudi benar-benar tidak peduli Gedung Putih jika mereka marah,” kata orang dalam Saudi berbicara pada AP dan Reuters, Minggu 3 Januari 2015..

Sumber itu kemudian mengatakan kepada Reuters bahwa Saudi selalu “care” dengan posisi Gedung Putih, “Tapi itu pada suatu kasus Saudi [merasa] harus maju sendiri dalam kepentingan terbaik mereka sendiri termasuk dalam hal berurusan dengan Iran.” (bersambung)

Baca Juga: 

http://www.jejaktapak.com/2015/11/04/iran-dapat-cetak-biru-nuklir-justru-dari-cia/

Exit mobile version