Pabrik Boeing St Louis – rumah McDonnell Douglas-di mana pesawat seperti F-15, F-4 serta kapsul Mercury dan Gemini lahir, telah mengaduk-aduk super Hornets selama hampir dua dekade terakhir.
Setiap Super Hornet akan seharga sekitar US$52 juta, dengan E / A-18G Growler yang merupakan turunannya memerlukan tambahan US$ 9 juta. Masa depan garis itu sedikit aman setelah Angkatan Laut tidak sabar menunggu F-35C masuk operasional. Selain juga karena adanya pesanan asing termasuk dari Australia. Situasi akan semakin membaik jika Super Hornet akan mampu memenangkan kompetisi di Kuwait, Denmark, Kanada dan beberapa negara lain yang sedang mencari jet tempur baru.
Video yang dirilis Boeing di bawah ini cukup menarik karena menggambarkan bagaiman F/A-18F Super Hornet yang dipesan Australia dibangun dari nol sampai selesai.
Pentagon juga terus membeli Super Hornet dan Growler untuk menjembatani kesenjangan tempur karena keterlambatan Lighting II. Undang-undang anggaran 2016 telah menyediakan dana untuk membeli tujuh Growler dan lima super Hornet, yang akan membantu menjaga garis terbuka dalam waktu dekat.
Boeing sebelumnya menyatakan perlu untuk membangun 24 Super Hornet atau Growler setiap setahun untuk menjaga garis ekonomis. Jumlah ini bisa menurun jika kepastian yang ditawarkan melalui pembelian komponen lama, tapi mengingat gejolak di Washington, ini tidak mungkin terjadi. Jika Pentagon berhenti membeli super Hornet dan Growler -atau hanya memesan dalam jumla kecil maka Boeing hanya akan bergantung pada pesanan asing.
Sebagaimana dikutip Foxtrot Alpha, jika Boeing tidak dapat menemukan lebih banyak pelanggan Super Hornet dan garis produksi ditutup Angkatan Laut akan sepenuhnya berkomitmen untuk F-35C untuk mengisi kesenjangan tempur. Selain itu, jika garis produksi ditutuo dan F-15 tidak memiliki pesanan baru maka pabrik St. Louis Boeing akan dalam bahaya.
Hal ini terutama berlaku mengingat perusahaan dan mitranya, Lockheed Martin, kehilangan kontrak Long Range Strike Bomber yang dimenangkan Northrop Grumman meski keputusan itu masih diprotes oleh Boeing.
Baca Juga: