Angkatan Darat Sudan Selatan mengakui baru-baru ini telah mengakuisi rudal darat ke udara portabel atau Man Portable air defense system (Manpads). Senjata-senjata itu dibawa melalui negara-negara tetangga seperti Kenya dan Uganda. Hal ini mendorong pemerintah Amerika Serikat untuk memperingatkan warganya akan bahaya jika terbang di Sudan Selatan.
Seorang perwira tinggi militer Sudan Selatan dan sekutu militer lama dari Presiden Salva Kiir mengatakan kepada Sudan Tribune pada malam Tahun Baru bahwa tentara telah memperoleh puluhan rudal bahu, yang disampaikan kepada mereka melalui pelabuhan Mombasa Kenya melalui Uganda.
“Ya, sistem pertahanan militer kita tidak akan sama lagi. Ada perbaikan besar dalam hal senjata dan pelatihan dan kami berharap bahwa tahun 2016 akan menjadi tahun di mana perintah akan memberi perhatian yang signifikan untuk rencana strategis hingga memberi kemampuan pada kami untuk memodernisasi dan memprofesionalkan militer untuk menjadi tentara konvensional yang mampu membela negara, hidup rakyat kita dan sumber daya mereka, “kata pejabat militer berpangkat tinggi.
Sumber asli pasokan masih belum jelas, meskipun sejumlah kritikus pemerintah presiden Kiir telah menunjukkan jari ke China, yang diyakini sejak lama telah menjual senjata dalam jumlah besar ke negara tersebut untuk membantu pemerintah memerangi pemberontak yang bersekutu dengan mantan wakil presiden Riek Machar.
China juga tidak pernah membantah atau mengkonfirmasi apakah mereka memasok senjata atau tidak ke Sudan Selatan. Pejabat di kementerian perminyakan dan departemen anggaran di kementerian keuangan dan perencanaan ekonomi pada tahun 2014 telah menegaskan bahwa pemerintah telah menggadaikan minyak mentah ke perusahaan China untuk memperoleh senjata karena tidak mampu membayar secara tunai untuk membeli senjata baru.
Pemerintah telah memilih menyelesaikan konflik di dalam negeri melalui opsi militer. Hal ini yang menjadikan pemerintah belanja senjata secara besar-besaran. Jenis dan jumlah senjata yang diterima tidak jelas. Menurut para ahli militer dan orang-orang yang mengetahui situasi militer Sudan Selatan, keberadaan senjata ini jauh lebih canggih dibandingkan senjata lama yang bisa dibilang primitif.
Juga belum jelas apakah senjata diterima dengan pengetahuan yang tinggi tentara untuk mengoperasionalkan senjata tersebut. Karena senjata teknologi tinggi ini membutuhkan tingkat latihan dan disiplin tinggi. Banyak ahli menyebut kurangnya kapasitas dan pelatihan yang memadai untuk menangani dan mengoperasikan senjata diduga telah menjadikan sejumlah masalah termasuk beberapa kali helikopter menjatuhkan bom pada target yang salah ke daerah yang dihuni warga sipil bukan sasaran militer yang dicurigai.
Beberapa sumber militer dan keamanan diklaim dalam serangkaian wawancara dengan Sudan Tribune bahwa tentara telah mengakuisisi rudal anti pesawat portabel Stinger yang dapat menekan pesawat terbang di atas wilayah udaranya. Awal bulan ini, pemerintah memperingatkan akan menembak jatuh pesawat yang ilegal terbang di atas wilayah udara negara baru tanpa izin sebelumnya.