Dia juga menjelaskan bahwa China tidak bisa dengan mudah menghancurkan rudal: “Setiap upaya untuk menghilangkan ancaman anti acces Jepang, China akan memerlukan sebuah front geografis sekitar 600 mil lebar. Sebuah kampanye yang melibatkan kekuatan udara dan serangan rudal balistik dan jelajah akan mempercepat menguras persediaan amunisi dan pesawat. Serangan amfibi, cara paling pasti untuk mengusir penyerang pulau, juga akan mewakili cara paling berisiko, karena pasukan Jepang dan AS bermain malapetaka dengan pasukan lawan. ”
Sebagaimana dikutip Harry J. Kazianis redaktur eksekutif National Interest Sabtu 1 Januari 2016, Yoshihara juga mengatakan: “Dengan persenjataan yang murah seperti Type 88, Type 12 dan mobile unit pertahanan udara lainnya bisa menjadikan China kelelahan dan harus menguras senjata ofensif yang lebih mahal untuk keuntungan teritorial yang sedikit dan ketidakpastian apakah mereka bisa menerobos ke perairan Pasifik. Dengan investasi relative sederhana ini bisa menjadi kekuatan penting bagi Jepang untuk mengadang China.
Rencana Jepang untuk meningkatkan pertahanan dan membatasi kebebasan bertindak Angkatan Laut Cina dan mungkin aset udara adalah permainan pintar. Namun, Tokyo juga harus bekerja untuk melawan apa yang mungkin menjadi tantangan besar yakni platform rudal Beijing yang semakin besar dan canggih yang bisa menargetkan pangkalan Jepang dan sekutu.
Baca Juga: