Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandatangani dokumen Strategi Keamanan Nasional Rusia 2016. Berbagai hal menjadi titik perhatian Moskow dari nuklir, Ukraina, NATO hingga senjata biologi Amerika.
Dokumen yanag ditandatangani akhir tahun ini akan menjadi dasar setiap pengambilan kebijakan Rusia yang menyangkut pada keamanan nasional.
Berikut sembilan poin dari isi dokumen Strategi Keamanan Nasional Rusia 2016 Rusia yang dilansir Russia Today.
- “Revolusi Warna” dan Korupsi
Pemerintah Putin mencatat bahwa “Colour Revolutions” atau Revolusi Warna dan korupsi menjadi ancaman utama bagi keamanan Rusia. Revolusi Warna dan hasutan dianggap melemahkan nilai-nilai tradisional Rusia.
Menurut dokumen itu, yang bisa terlibat dalam kegiatan Revolusi Warna adalah kelompok-kelompok sosial radikal yang menggunakan ideologi ekstremis agama, kelompok LSM asing dan internasional, warga negara Rusia yang bekerja untuk merusak integritas teritorial Rusia dan mengguncang proses politik di Moskow.
Kegiatan intelijen asing, organisasi teroris dan ekstremis, dan kelompok-kelompok kriminal juga diklasifikasikan sebagai ancaman.
- Senjata Biologi AS
Rusia menyatakan Amerika Serikat telah membangun jaringan laboratorium untuk senjata biologi militer di negara-negara tetangga Rusia. Hal itu menjadi ancaman potensial bagi keamanan nasional Rusia.
Rusia juga menyoroti meningkatnya jumlah negara-negara pemilik senjata nuklir dan senjata kimia.
”Kebijakan luar negeri dan dalam negeri Rusia yang independen telah bertemu dengan penetralan oleh AS dan sekutunya, yang berusaha untuk mempertahankan dominasinya dalam urusan dunia,” lanjut dokumen Strategi Keamanan Nasional Rusia 2016.
- Ekspansi NATO
Pergerakan Pakta Atlantik Utara atau NATO menjadi perhatian Moskow. Rusia menyebut aliansi itu telah melakukan ekspansi militer ke arah perbatasan Rusia dan hal ini menjadi ancaman bagi keamanan Rusia. Moskow melihat penumpukan militer Amerika di negara-negara tetangga Rusia tidak sesuai dengan prinsip keamanan yang sama dan tak terpisahkan sedang dihormati di wilayah Euro-Atlantik, Eurasia dan Asia-Pasifik.
Namun Rusia menegaskan masih akan mengedepankan dialog yang seimbang dan membangun hubungan baik dengan NATO, AS dan Uni Eropa. ”Di bawah kemitraan ini, sangat penting untuk meningkatkan mekanisme yang diberikan oleh perjanjian internasional mengenai pengawasan senjata, tindakan membangun kepercayaan, masalah yang berkaitan dengan non-proliferasi senjata pemusnah massal, perluasan kerjasama dalam memerangi terorisme dan penyelesaian konflik regional,” imbuh dokumen yang diteken Presiden Putin.