Presiden Iran Hassan Rouhani memerintahkan menteri pertahanan untuk memperluas program rudal Iran. Perintah itu sebagai respons terhadap janji Amerika yang akan memberikan sanksi karena uji coba rudal balistik Iran pada Oktober.
“Saat pemerintah AS masih terus mengeluarkan kebijakan bermusuhan dan melakukan campur tangan secara ilegal. Angkatan bersenjata harus cepat dan secara signifikan meningkatkan kemampuan rudal mereka,” tulis Rouhani dalam sebuah surat kepada Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan.
Rouhani menambahkan, kementerian pertahanan dengan dukungan angkatan bersenjata bertugas menempatkan tugas baru untuk meningkatkan kemampuan rudal negara.
Pejabat Iran mengatakan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sepertinya akan melihat hukuman sebagai pelanggaran kesepakatan nuklir. Sebelumnya pada Kamis 31 Desember, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Hossein Jaber Ansari mengutuk AS yang berencana menjatuhkan sanksi tambahan. Ia mengatakan sanksi itu sebagai tindakan sewenang-wenang dan ilegal.
Iran akan membalas setiap sanksi baru AS dan tindakan campur tangan mengenai program rudal pertahanannya, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Hossein Jaber Ansari di Teheran pada Kamis.
Departemen Keuangan AS pada Rabu mengumumkan lembaga itu sedang mempertimbangkan sanksi terhadap sejumlah orang Iran dan internasional serta lembaga karena mereka “diduga terlibat” dalam pengembangan program rudal balistik Iran. Tindakan AS tersebut dapat menjadi reaksi atas uji-coba rudal balistik Iran belum lama ini.
“Tindakan semacam itu tidak sah, sepihak dan tak bijaksana, dan Iran sudah menyatakan pandangan ini kepada Amerika Serikat,” kata Jaber Ansari, yang dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA.
“Program rudal Iran tak memiliki hubungan dengan kesepakatan belum lama ini mengenai program nuklir Iran. Dan tak ada yang bisa menghalangi Iran dari hak sah dan sesuai hukumnya untuk memperkuat keamanan nasional dan landasan pertahanannya,” kata Jaber Ansari.