Kantor Bersama F-35 Joint Program mengatakan mereka telah menyelesaikan pengiriman pesawat pada tahun 2015 yang meningkat 25 persen dibanding tahun sebelumnya.
Joe DellaVedova, juru bicara dengan Kantor Bersama F-35 Pentagon, mengatakan 45 F-35 telah dikirim. Jauh di atas tahun lalu yang hanya sembilan pesawat.
“Jumlah produksi pesawat adalah batu loncatan penting dalam menunjukkan program siap produksi yang signifikan yang diharapkan terus meningkat,” kata Letnan Jenderal Chris Bogdan, pejabat eksekutif program F-35 dalam siaran pers Rabu 30 Desember 2015.
Lorraine Martin, General Manager Program F-35Lockheed mengatakan pengiriman 2015 adalah “demonstrasi yang menunjukkan secara jelas kematangan dan stabilitas yang terus tumbuh.”
Meningkatkan kinerja merupakan kabar baik untuk Hill Air Force Base, yang menerima dua jet pertama pada bulan September dan akan terus menerima jet tempur sampai 2019 guna mengisi tiga F-35 skuadron.
Juru bicara pangkalan Kaya Essary mengatakan telah menerima total lima jet sejauh ini, dengan pesawat yang berikutnya dijadwalkan tiba pada bulan Januari. Essary mengatakan Hill AFB akan terus menerima satu atau dua jet setiap bulan sampai mereka menerima jatah penuh yakni 72 pesawat.
Pada bulan Agustus 2016, pangkalan berharap untuk memiliki 15 jet untuk mencapai kemampuan operasional awal yang berarti Hill AFB telah memenuhi tujuan minimum untuk menggunakan jet untuk operasi normal.
Dari 45 jet disampaikan pada tahun 2015, bagian terbesar untuk Angkatan Udara, yang telah menerima 26 F-35A. Korps Marinir menerima delapan F-35B dan Angkatan Laut serta Marinir masing-masing menerima empat F-35C.
DellaVedova mengatakan 154 F-35 operasional telah diserahkan ke Departemen Pertahanan dan negara mitra sejak awal program. Armada ini sekarang telah mencatatkan lebih dari 45.000 jam terbang. Pesawat tempur multiperan akhirnya akan menggantikan seluruh armada F-16 Fighting Falcon dan A-10 Thunderbolt II Angkatan Udara Amerika.