Reformasi Militer China: Tetap Bergaya Rusia, Atau Beralih ke Barat?

Reformasi Militer China: Tetap Bergaya Rusia, Atau Beralih ke Barat?

china

 

Pada bulan November 2015, Presiden Xi Jinping mengumumkan rencana reformasi jangka panjang yang ambisius untuk angkatan bersenjata China. Namun, ide merombak Tentara Pembebasan Rakyat telah menyebabkan resistensi di dalam tubuh militer. Salah satunya karena militer China akan meninggalkan model Rusia yang telah jadi panutan selama puluhan tahun.

Pada tahun 1890 China untuk pertama kalinya mendirikan akademi militer modern di kota Tianjin. Akademi ini dan menggunakan instruktur Jerman yang kemudian melahirkan Self-Strengthening Army” di Nanjing pada tahun 1894. Terdiri dari delapan batalyon infanteri, dua skuadron kavaleri, dua batalyon artileri dan satu batalyon teknisi. Mereka berseragam dan dilengkapi gaya Angkatan Darat Jerman. Namun, model tentara Jerman terbukti menjadi bencana ketika Jepang membawa China ke kekalahan telak ketika perang Sino-Jepang di 1895.

Menyusul revolusi komunis pada tahun 1949, China kemudian memodelkan angkatan bersenjata mereka pada Tentara Merah. Dari seragam, peralatan hingga doktrin, organisasi, semuanya adalah tiruan dari militer Soviet.

Dengan mempertimbangkan Tentara Merah telah berhasil menghancurkan lebih dari 300 divisi Jerman dan Axis dengan, manuver inovatif secepat kilat selama Perang Dunia II, orang China memiliki alasan yang baik untuk pergi ke arah Soviet. Hal itu merupakan keputusan yang masuk akal karena memungkinkan mereka bisa segera menyatukan milisi gerilya dan tentara revolusioner China sebagai kekuatan tempur terpadu.

Antara tahun 1950 dan 1969  peralatan militer dan penasihat Rusia didatangkan ke China. Setiap aspek kehidupan militer di negara itu meniru Tentara Merah. Bahkan selama terjadi keretakan Moskow-Bejing, yang berlangsung dari tahun 1969 hingga akhir 1980-an, China tetap tidak membuat model Soviet.

China justru terus terus meniru strategi Rusia. Andrew T.H. Tan menulis dalam he Global Arms Trade: A Handbook: “Setiap tahun, Tentara Rakyat China mengirimkan hingga 800 petugas ke Rusia untuk belajar ilmu militer dan belajar bagaimana mengoperasikan senjata Rusia yang mereka beli. Adalah logis untuk mengasumsikan bahwa beberapa peserta pelatihan PLA akan mengembangkan sentimen pro-Rusia atau pandangan positif dari model Rusia dibandingkan dengan model  Barat. Hal in yang mungkin telah membantu perkembangan semacam afinitas pribadi komandan China yang pernah belajar di Rusia. Jenderal Liu Huaquing dan Cao Gangchun (Menteri Pertahanan 2002-2007), yang belajar di Rusia adalah pendukung kuat untuk mengimpor lebih banyak senjata Rusia. Selain itu, pengalaman pendidikan di Rusia telah menjadi hal yang berguna untuk promosi. ”

Next: Struktur Komando