
China diyakini akan menggunakan jet tempur Su-35 yang baru-baru ini kesepakatannya diambil dengan Rusia untuk patroli di kawasan Laut China Selatan. Sampai pesawat siluman J-20 dan J-31 beroperasi, China memang tidak memiliki kemampuan untuk mengawasi wilayah ini dengan patroli jet tempur.
China menandatangani kontrak senilai US$ 2 miliar pada November untuk pembelian 24 Su-35. Sebuah laporan dari situs berita militer Huanqiu.com melaporkan Minggu bahwa China akhirnya menyetujui pembelian yang mahal ini karena ketegangan antara Beijing dan Washington di di Laut China Selatan.
Menurut Chinadaily, China tidak akan dapat menyebarkan jet tempur siluman J-20 dan J-31 dalam beberapa tahun ke depan. Sementara mereka harus menghadapi ancaman dari Amerika Serikat.

Rentang panjang Su-35 dan keunggulannya terhadap jet tempur AS dan Jepang akan memungkinkan China untuk melakukan patroli di Laut China Selatan selama 24 jam setiap hari sampai dua pesawat siluman mereka masuk layanan.
Kemampuan Su-35 untuk lepas landas dari landasan pacu yang relatif pendek akan memungkinkan untuk menggunakan landasan pacu yang dibangun China di pulau buatan di kawasan yang dikonflikkan.
Tingginya harga pembelian Su-35 oleh China disebut juga karena ada transfer beberapa teknologi. Salah satunya radar Irbis-E yang diyakini mampu mendeteksi pesawat siluman seperti F-35 dari jarak 90 km. China dikabarkan juga mendapatkan teknologi mesin 117 Rusia yang sangat dibutuhkan untuk dipasang di pesawat produksi China yang terkenal mengalami masalah terkait mesin.