Ketika Boeing F-15A terbang pertama pada bulan Juli tahun 1972, Eagle menjadi pesawat superioritas udara yang tidak ada tandingnya. Cepat, terbang tinggi, lincah dan dibangun di dengan membawa radar pulse-doppler besar APG-63. Tidak ada pesawat Uni Soviet atau negara manapun yang mampu menandinginya. McDonnell Douglas, perusahaan yang melahirkan F-15 sebelum merger dengan Boeing. Dan kemudian badan pesawat multiperan ini terus dikembangkan dan menjadi dasar lahirnya varian-varian terbaru termasuk F-15E Strike Eagle yang berevolusi tidak hanya unggul dalam superioritas udara tetapi juga dalam serangan darat. Strike Eagle akan tetap dalam pelayanan dengan Angkatan Udara AS selama beberapa dekade yang akan datang. Dan varian paling canggih dari F-15 dibangun untuk Arab Saudi.
Arab Saudi telah memerintahkan sekitar 84 F-15SAS baru dan 70 Upgrade kit untuk retrofit Strike Eagle mereka ke standar baru. Kontrak senilai US$29,5 miliar ini ditandatangani Desember 2011 dan menjadi penjualan peralatan militer asing terbesar dalam sejarah Amerika.
Boeing telah mengembangkan dan menguji jet upgrade, yang didukung oleh mesin General Electric F110 untuk menggantikan Pratt & Whitney F100. Perusahaan ini telah bersiap untuk mengirimkan pesawat ke pemesannya dan jet pertama telah diluncurkan di fasilitas Boeing di Saint Louis, Mo , pada bulan April 2015 lalu.
Mungkin salah satu upgrade yang paling signifikan yang ditemukan dalam paket F-15SA adalah kontrol penerbangan fly-by-wire yang pada versi Eagle sebelumnya menggunakan komputer ditambah stabilitas sistem hybrid. Penambahan fly-by-wire system memungkinkan Boeing untuk mengaktifkan dua cantelan di sayap F-15 yang selama ini sudah ada tetapi tetapi tidak pernah digunakan karena perbedaan stabilitas disebabkan oleh senjata yang dibawa di stasiun satu dan sembilan.
Selain itu, F-15SA dilengkapi dengan radar array AESA canggih APG-63 v.3. Meskipun, berpotensi, pelanggan masa depan mungkin memesan yang lebih mampu yakni APG-82 yang baru diinstal di Strike Eagle milik USAF. F-15SA juga dilengkapi dengan BAE’s advanced Digital Electronic Warfare System (DEWS) yang memiliki kemampuan jamming frekuensi radio dan kemampuan memori digital.
