Dengan berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet, momok lapis baja raksasa Red Army menjadi masa lalu. Tetapi Rusia kemudian terus mengembangbiakkan tank baru dan kendaraan lapis baja mereka. Sementara , Amerika Serikat terus mengandalkan versi upgrade dari tank era Perang Dingin M1 Abrams dan kendaraan tempur lapis baja Bradley.
Armata Rusia adalah teknologi terakhir yang dilahirkan Rusia dalam hal keluarga kendaraan tempur lapis baja. Kendaraan berat ini melepaskan diri dari praktik yang dilakukan Soviet yang selalu mengembangkan platform yang relatif sederhana, murah tapi khusus. Bahkan, Armata datang dalam berbagai versi seperti banyak orang mengatakan tidak lagi diperlukan untuk saat ini oleh Amerika. Armata bercabang dari tank tempur utama, kendaraan infanteri, artileri self-propelled dan sejumlah varian lainnya. Yang paling menonjol adalah tank tempur utama T-14 Armata.
Tank era Soviet atau tank Rusia sebelumnya, mengambil isyarat desain dari pelajaran Tentara Merah belajar melawan Wehrmacht selama Perang Dunia II. Tank Soviet relatif sederhana, sangat kasar dan diproduksi dalam jumlah massal. Tank Soviet memiliki perbedaan dengn tank barat karena mengandalkan jumlah dan tidak terlalu memperhatikan keselamatan awak. Tank Rusia termasuk T-90 juga mengikuti filosofi desain dasar ini.

T-14, dilihat dari penampilannya, tampaknya telah meninggalkan cara tradisional Rusia dalam merancang kendaraan lapis baja. Konsep sederhana ditinggalkan dan T-14 dilengkapi dengan sejumlah fitur yang sangat canggih yang belum pernah diterapkan di tank sebelumnya di dunia. Selain itu, untuk pertama kalinya, militer Rusia tampaknya telah menempatkan keamanan awak sebagai hal yang utama dengan menemptakan ruang awak terpisah dengan dari bagian utama tank. Dengan kata lain menara tank dikendalikan dari tempat terpisah. Keuntungannya adalah bahwa kompartemen awak secara fisik terpisah dari amunisi. Tank juga dilengkapi dengan baju besi yang dilapisi pertahanan pasif yang dikombinasikan dengan baja reaktif dan sistem proteksi aktif. Sistem sistem proteksi aktif Afghanit diduga termasuk radar gelombang milimeter untuk mendeteksi, melacak dan mencegat tembakan yang datang. Diambil secara agregat, Armata menawarkan pertahanan yang jauh jauh lebih baik daripada tank Rusia atau Soviet.
Menara tak berawak menawarkan jaminan keselamatn awak tetapi juga memiliki kelemahan. Para kru harus sepenuhnya mengandalkan sensor mereka untuk kesadaran situasional dan penargetan. Itu bukan kelemahan besar, tetapi bisa menjadi masalah jika bagian sensor atau elektronik terkena tembakan lawan hingga rusak. Jika itu terjadi tank benar-benar menjadi buta dan tuli hingga dengan mudah musuh akan membantainya.
Bagaimana jika T-14 Armata melawan M1A2 SEP v2 atau yang lebih canggih lagi M1A3 Abrams? Sejenak kita bahas dulu tentang Abrams. Tank ini diakui atau tidak telah terbukti di medan tempur, desain handal yang masih terus ditingkatkan. M1A3 akan menjadi lebih lebih ringan dan lebih mobile. Angkatan Darat AS juga berencana untuk mengganti gun smoothbore M256 120mm dengan versi yang lebih ringan.
Proyektil baru dipandu yang kemungkinan digunakan memungkinkan Abrams untuk mencapai target sejauh 12.000 meter. Tapi tank Rusia juga dilengkapi peluru kendali anti-tank yang akan dimuntahkan dari main gun.
Sehingga yang menentukan tergantung pada berapa banyak kemajuan Rusia dalam membuat dan mengembangkan sensor tank dan data-jaringan. Tank yang melihat musuh pertama hampir selalu menang pertarungan.
Armata adalah desain baru, dan itu pasti akan memiliki masalah kemampuan yang selalu muncul dalam produk senjata awal. “Selanjutnya, ada pertanyaan juga apakah Rusia yang ekonominya sedang sulit bisa membangun T-14 dalam jumlah besar,” tulis analis militer Dave Majumdar di National Interest, Sabtu 12 September 2015.