Setelah mengklaim wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) beberapa negara lain di Laut China Selatan, kini China menyebut sebagian besar perairan Laut Kuning Korea Selatan tumpang tindih dengan ZEE China. Pada Selasa 22 Desember 2015, kedua negara bertemu untuk membuka pembahasan sengketa tersebut.
Dikutip Telegraph, China meminta Korsel menyerahkan perairan, termasuk gunung bawah air bernama Leo yang menjadi pusat penelitian laut Korea. China mengatakan wilayah ini berada di perairan China dan dikenal sebagai Bebatuan Suyan.
China secara agresif mengklaim beberapa wilayah terumbu karang di perairan sengketa Laut China Selatan dan menolak klaim negara lain. China juga menekan sejumlah wilayah perairan sekitar pulau Senkaku, Jepang yang diklaimnya bernama pulau Diaoyu.
Pengamat mengatakan China sedang menekan perbatasan perairannya lebih jauh dari garis pantai. Hal ini diyakini demi kepentingan ekonomi dan militer di Pasifik Barat. China dan Korsel sangat dekat dalam hubungan ekonomi dan diplomatik selama beberapa tahun terakhir.
Namun sengketa klaim kali ini disebut-sebut bisa merusak hubungan tersebut. Selama diskusi pada Selasa, China mengajukan masalah tumpang tindih ZEE di Laut Kuning harus diselesaikan dengan demarkasi atau pembatasan.
China menilai garis menuju timur memiliki populasi yang lebih besar dan garis pantai yang lebih panjang daripada Korsel. Meski demikian, garis tersebut lebih dekat ke pantai Korea. Jarak Leo yaitu 93 mil dari pantai Korea dan 178 mil dari China.
Sesuai proposal Beijing, gunung laut Leo ini seharusnya berada di bawah kendali China. Sementara Korsel merujuk pada aturan internasional. Masih belum jelas akhir dari persengketaan ini. Wakil Menteri Luar Negeri Korsel, Cho Tae-yul mengatakan diskusi terkait hal ini akan menjadi hal panjang dan sulit.

Posted inMILITARY