[youtube id=”AqRj59K9zPk” width=”600″ height=”340″ position=”left”]
Turki membuat langkah besar bergabung dengan segelintir negara yang mampu membangun drone tempur. Sebuah pesawat tak berawak “Bayraktar TB2” yang diproduksi oleh perusahaan patungan Turki Kale-Baykar telah berhasil menyelesaikan tes menembakkan rudal UMTAS yang dikembangkan oleh perusahaan Roketsan.
Bayraktar TB2 memukul targete dengan lebar dan panjang dua meter dari jarak delapan kilometer dan ketinggian 5.300 meter. Drone, yang digunakan oleh Angkatan bersenjata Turki (TSK) pada bulan November 2014, memiliki sayap lebar 12 meter, berat 650 kilogram dan bisa terbang di ketinggian 27.030. Mereka bisa tinggal di udara selama lebih dari 24 jam.
Rudal UMTAS, dengan kisaran delapan kilometer, pada awalnya dikembangkan untuk digunakan pada helikopter serang Turki T-129. Rudal diproduksi di dalam negeri memiliki diameter 160 milimeter, yang panjang 1,8 meter serta berat 38 kilogram. Azerbaijan dan Pakistan telah berhubungan dengan Turki untuk membeli rudal.
UAV memang sangat dibutuhkan Turki untuk melawan kelompok Partai Buruh Kurdi yang telah lama terlibat bentrok intensif dengan pasukan keamanan di Turki tenggara sejak Juli, ketika gencatan senjata tiga tahun yang disepakati dibatalkan.