T50, Elang Emas yang Mengejutkan Dunia

T50, Elang Emas yang Mengejutkan Dunia

t-50Diakui atau tidak pesawat latih tempur T-50 Golden Eagle yang dibangun KAI Korea Selatan telah mengejutkan pasar dunia. Kinerja ekspor pesawat ini terus melesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan pesawat semakin serius di kancah pesawat pelatih dunia.

Keberhasilan KAI terbaru adalah penjualan empat pelatih T50 ke Thailand dengan harga total US$110 juta yang diumumkan pada bulan September. Menurut KAI, T50 mengalahkan sejumlah pesaing termasuk L-15 China, Alenia Aermacchi M-346, dan Textron Scorpion.

Kemenangan itu membawa total penjualan ke-32 di Asia Tenggara menyusul penjualan 12 FA-50 untuk Filiphina pada 2014. Perusahaan ini juga mendapat pemesanan dari Irak dengan 24 pesawat yang ditunjuk T-50IQ pada akhir 2013, dengan 12 pesawat pertama akan disampaikan pada awal 2016. Indonesia menjadi pelanggan ekspor pertama untuk jenis ini dan telah menerima semua 16 dari T / A-50.

Tetapi T50 telah mengalami kekalahan di sejumlah kompetisi pelatih utama, yaitu di Singapura dan Israel dimana dia ditendang oleh M-346.

Sementara itu, Angkatan Udara Korea Selatan telah memiliki salah satu skuadron operasional FA-50, dengan 20 pesawat skuadron kedua yang akan dibentuk pada awal 2016, ketika pesawat akan menerima izin operasional akhir. Angkatan Udara Korssel juga memiliki 49 T50, sembilan T50B, dan 22 TA-50.

FA-50 dilengkapi dengan data taktis Link 16 Link, radar mechanically scanned array, radar penerima peringatan dan sistem visi pencitraan malam. Pesawat ini mampu membawa 4,500kg  senjata dipandu, meriam 20mm dan dapat membawa rudal udara ke udara rudal. Semua varian T50 yang didukung oleh mesin F404.

Dalam kasus Filiphina dan Irak  pesawat ini akan memainkan peran penting dalam membangun kembali angkatan udara kedua negara tersebut. Maka mereka membeli sebuah pesawat yang dapat berfungsi baik sebagai jet pelatih canggih dan pesawat serangan.

Kesepakatan Filipina sangat mendesak, sebagai bangsa yang menemukan dirinya dalam posisi yang tidak nyaman dan perlu untuk melawan China yang kekuatannya semain tumbuh di Laut China Selatan. Negara ini nyaris tidak memiliki kekuatan tempur udara setelah mempensiun Northrop F-5 terakhir lebih dari satu dekade yang lalu. Pada tahun 2011, sebuah turboprop Rockwell OV-10 angkatan udara Filipina menemukan dirinya benar-benar tidak mampu untuk terlibat dengan apa dua jet tempur China yang terbang di sebuah pulau karang yang diklaim Manila.

Demikian juga dengan Irak. Sumber yang dekat dengan kesepakatan mengatakan bahwa T-50IQ didasarkan pada FA-50, meskipun ini belum pernah secara resmi dikonfirmasi. Pesawat bisa menjadi sumber daya berharga dalam pertempuran Irak melawan ISIS.

Next: Menatap Peluang 1.000 Pesawat