Site icon

Su-35 China (II): Melupakan Patah Hati Rusia

Su-35

su-35 2Lalu kenapa Rusia mau menjual Su-35 ke China? apakah telah tumbuh cinta Moskow ke negeri bambu? Beijing jelas tertarik pada mesin AL-41 yang digunakan Su-35. Sebuah mesin yang memang sangat handal karena memiliki kehidupan 4000 jam. Jauh dibandingkan AL-31 yang digunakan untuk Su-27 dan Su-30 yang hanya 1.500 jam. Radar Irbis, yang dapat memindai pesawat musuh pada jarak 400 km, juga akan menjadi incaran China.

Moskow sangat berhati-hati menjual pesawat ini ke China karena pengalaman pahit ketika Beijing menyalin secara ilegal Su-27 Flanker dan kemudian dengan bangganya menunjukkan ke pasar pasar internasional sebagai Shenyang J-11. Sampai hari ini China bersikeras jet mereka bukan tiruan meski hampir semua ahli penerbangan di dunia telah menyatakan seperti itu.

Namun kompleksitas mesin pesawat Rusia canggih telah terbukti menjadi kendala terbesar pada industri peniru Beijing.  Fakta ini, ditambah perjanjian ketat tentang perlindungan kekayaan intelektual yang lebih kuat  telah meyakinkan Moskow untuk melanjutkan penjualan persenjataan canggih mereka ke China.

Rusia meyakini meski pun China pada akhirnya meniru teknologi yang mereka instal di Su-35, mereka hanya akan menemukan masalah seperti yang sudah-sudah. Patah hati karena persoalan Flanker akhirnya bisa dipulihkan dan mereka sepakat untuk menjual pesawat mematikan itu ke China. Bahkan negara ini akan menjadi pemilik pertama Su-35 setelah Rusia.

Kesepakatan penjualan telah melalui proses panjang. Penjualan datang tak lama setelah Presiden Vladimir Putin secara pribadi memberi lampu hijau untuk menjual sistem pertahanan udara ditakuti S-400 ke China. Ini menjadi titik penting ke hubungan pertahanan dan strategis antara dua raksasa yang menunjukkan semakin erat yang didorong karena campur tangan Barat dalam urusan internal mereka dan sekutu mereka. (bersambung)

Exit mobile version