Perjuangan Angkatan Laut AS untuk membeli 52 kapal tempur pesisir yang atau Littoral Combat Ship (LCS) yang dibangun dari dua pembuat kapal mendapat pukulan fatal setelah menteri pertahanan meminta Angkatan Laut untuk memotong pembelian hanya menjadi 40 kapal dan dari satu pemasok. Pentagon juga memerintahkan Angkatan Laut hanya membeli satu kapal setiap tahun selama empat tahun ke depan dan menjadi tiga setelah itu.
Menteri Pertahanan Ash Carter, dalam memo kepada Sekretaris Angkatan Laut Ray Mabus 14 Desember 2015, mengatakan Angkatan Laut diperintahkan untuk mengurangi rencana pengadaan LCS / FF dari 52 menjadi 40.
FF adalah sebutan Angkatan Laut untuk kapal. Dimulai dengan LCS 33, Angkatan Laut berencana untuk membangun varian LCS yang bersenjata lebih berat dengan sebutan FF.
Dalam memonya Menteri Pertahanan juga meminta Angkatan Laut membuat profil 1-1-1-1-2 yang artinya membeli satu kapal setiap tahun dari 2017-2020 dan dua kapal pada 2021.
Masih dalam memo itu Carter mengarahkan Angkatan Laut untuk menghemat anggaran dengan memotong pembelian kapal dan duangnya digunakan untuk membeli lebih banyak F / A-18 dan F-35 serta rudal permukaan ke udara SM-6 serta mendukung Virginia Payload Modul (VPM) untuk kapal selam kelas Virginia. VPM adalah lambung tambahan yang akan dibangun untuk kapal selam Blok V dan mount empat tabung muatan vertikal yang besar.
Permintaan untuk memotong pembelian LCS ini tentu saja membuat Angkatan Laut keberatan. Layanan berpendapat bahwa membangun sebuah kapal memakan waktu lebih lama daripada memesan pesawat baru atau rudal. “Ini disayangkan bahwa kita menemukan diri kita dalam situasi ini, karena kebutuuhan Angkatan Laut baik peningkatan jumlah kapal dan meningkatkan kemampuan warfighting. Dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. ”
Menurut sumber Pentagon, Angkatan Laut berhasil melawan rencana Kementerian Pertahanan untuk memotong rencana pembangunan dua kapal perusak dari rencana semula. Pentagon semula membatalkan kapal ketiga dari perusak DDG 1000 Lyndon B. Johnson (DDG 1002). Tetapi tampaknya lembaga ini akhirnya memutuskan mendukung untuk tetap membangun kapal tersebut.