Masalah Pada Raptor
Untuk saat ini, masalah rumitnya teknologi menjadi kendaala. F-22 Raptor adalah satu-satunya pesawat generasi kelima yang terbang dalam misi tempur. Pesawat ini memiliki sensor yang komputer yang lebih maju dan rahasia yang memungkinkan pilot untuk mengumpulkan informasi tentang medan perang dari jet generasi keempat seperti Typhoon, Rafale atau F-15 Amerika. “Namun masalahnya F-22 tidak dapat mengirim pesan terenkripsi kepada pesawat tersebut,’ kata Mayor Justin Anhalt, pilot F-22 di Langley.
Suite komunikasi F-22 dibangun dengan cara itu karena awalnya mereka akan dibangun dalam jumlah besar yang bisa mengirim pesan terenkripsi hanya dengan sesama Raptor untuk membantu mereka tetap dalam mode siluman. Namun jumlah Raptor kemudian dipangkas hanya menjadi 187 pada tahun 2009. Akhirnya Raptor harus tetap terbang bersama pesawat generasi berikutnya. Dan masalah komunikasi menjadi persoalan.
Saat ini pilot Raptor dapat mengirim pesan terenkripsi ke jet tempur generasi keempat melalui sistem yang dikenal sebagai “Link 16,” dan telah diuji oleh Lockheed Martin. Sebelum alat ini secara resmi digunakan saat ini pilot Raptor harus berkomunikasi melalui komunikasi radio yang akan memunculkan masalah bagi mereka dalam upaya menghindari radr.
Carlisle, tanpa menjelaskan lebih lanjut, mengatakan bahwa salah satu hal yang dibahas dalam latihan di Langley adalah bagaimana pesawat yang berbeda dapat berkomunikasi melalui berbagai cara. Dan apa yang harus dilakukan ketika terbang dalam lingkungan berbahaya dengan menggunakan komunikasi radio terbukti sulit. rudal udara ke udara, darat ke udara dan perang elektronik bisa mendeteksi sinyal komunikasi ini.
“Perang elektronik di banyak negara lain dan lawan potensial, mereka menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mencoba untuk mencari tahu bagaimana bekerja di lingkungan elektronik dan memunculkan masalah,” kata Carlisle.
Berbagai pesawat yang terintegrasi dengan F-22 juga menawarkan lebih banyak senjata. Tergantung pada konfigurasi senjata, Raptor dapat membawa hingga delapan rudal udara ke udara dua bom dan empat rudal udara ke darat. Sementara jet tempur Prancis dan Inggris serta jet Amerika lain seperti F-15 dapat membawa lebih banyak senjata hal ini menciptakan sebuah skenario di lingkungan keras di mana siluman F-22 mungkin bisa menjadi bagian serangan pertama, sebelum memberikan jalan untuk jet tua membawa lebih persenjataan masuk ke pertempuran.
“Ketika kami pergi ke sana dengan Raptor, saya akan mempengaruhi situasi medan pertempuran sehingga saya bisa membawa generasi keempat masuk dan mereka bisa aman menggunakan senjatanya,’ kata Anhalt.