
Secara mengejutkan Amerika Serikat menarik 12 jet tempur F-15C Eagle dan F-15E Strike Eagle dari Pangkalan Udara Incirlik Turki. Padahal pesawat itu baru ditempatkan satu bulan. Sebelumnya Amerika juga telah mengajak kekuatan koalisi untuk menggunakan pangkalan yang dekat dengan Suriah itu untuk basis operasi agar serangan lebih efektif dan cepat. Ada apa di balik penarikan mendadak ini?
Sebagaimana dilaporkan Reuters, juru bicara Komando Eropa telah mengkonfirmasi bahwa AS akan menarik 12 F-15 Eagle dan Strike Eagle. Juru bicara itu mengatakan bahwa pesawat telah menyelesaikan penggelaran sementara, meskipun baru di tempatkan di pangkalan tersebut pangkalan tersebut satu bulan yang lalu.
Pesawat akan segera ditarik pulang ke pangkalan asli mereka di RAF Lakenheath Inggris, mulai 16 Desember.
Pentagon sebelumnya telah mendorong sekutu Eropa untuk menggunakan Incirlik sebagai dasar untuk kampanye anti-teror. “Kami berada dalam percakapan aktif dengan banyak mitra Eropa kami tentang kemungkinan mereka untuk pindah dan bergabung dengan kami di Incirlik,” kata Jenderal John Allen Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada bulan Oktober.
Penarikan mendadak jet tempur berbahaya ini dilakukan setelah Turki menembak jatuh Su-24 Rusia dengan F-16 mereka pada 24 November 2015 lalu. Sehingga penarikan ini untuk menghindari keterlibatan mereka dalam insiden yang bisa jadi akan terulang sekaligus sebagai “hukuman” terhadap Ankara atas tindakan yang telah menaikkan tensi dengan Rusia tersebut.
“Saya sempat khawatir NATO mendukung kegilaan yang sedang ditunjukkan oleh Turki,” kata mantan pejabat CIA Larry Johnson kepad Sputnik Kamis 16 Desember 2016. “Untungnya, laporan yang keluar dari pertemuan NATO menunjukkan bahwa beberapa menteri NATO bertanya kepada Turki: ‘What in God’s name were you thinking?'”
Tetapi Amerika menegaskan penarikan F-15C dan F-15E tidak akan mengurangi dukungan terhadap Turki.
Dalam beberapa waktu terakhir Turki memang menjadi sorotan internasional. Selain penembakan Su-24 Rusia, Turki juga mengalami ketegangan hubungan dengan Irak karena Erdogan menempatkan pasukan di wilayah Irak. Baghdad telah mendesak Turki menarik pasukannya dan menyebut hal itu sebagai agresi. Tetapi Turki menolak dan akhirnya masalah ini telah dilaporkan ke Dewan Keamanan PBB.