Site icon

AS di Batas Teknologi Tempur Udara (II): Masalah di Rudal Udara Jarak Jauh

USAF_F-15C

Dalam  hal rudal jarak jauh China dilaporkan telah mampu membuat senjata jenis ini yang akan mampu menyaingi Amerika. Ini akan membawa implikasi serius pada jet tempur F-35 yang akan mengandalkan pertarungan jarak jauh. Sementara Rusia juga mulai menyebarkan rudal R-37 / AA-X-13 yang beberapa sumber mampu mencetak hits pada jarak 150 mil  dan dilesatkan dari upgrade MiG-31BM.

Selain itu, Rusia mengatakan bahwa varian rudal ini juga dapat dipasang di pesawat  lain seperti Su-35 dan T-50 yang semakin mendekati garis produksi. Yang lebih harus diperhatikan adlaah Rusia telah memiliki R-172 / K-100 yang dilaporkan mampu melesat dalam rentang 200 nm lebih.  Jika diproduksi rudal ini bisa dipasang di pesawat dari keluarga Su-27. Senjata dengan jangkauan sangat jauh ini akan menjadi ancaman bagi pesawat Amerika. Apalagi untuk pesawat tanker dan AWACS.

Sementara di Amerika selain versi terbaru dari rudal udara ke udara jarak menengah canggih jarak menengah (AMRAAM), AIM-120D yang dilaporkan memiliki jangkauan 50 persen lebih besar dari AMRAAM sebelumnya atau meningkat sekitar 97 nm, Amerika Serikat tidak memiliki persedian AAM atau yang ada dalam prospek pengembangan. Rudal Phoenix Angkatan Laut yang menjadi andalan F-14 telah lama berlalu.

Rudal generasi masa depan yang disebut dengan Missile/Joint Dual Role Air Dominance Missile dikembangkan untuk menggantikan AMRAAM (dan rudal antiradiasi kecepatan tinggi AGM-88), dilaporkan dibatalkan pada tahun 2012 karena alasan keterjangkauan meskipun beberapa sumber berspekulasi sebenarnya pekerjaan ini terus dilakukan scara rahaisa. McCabe menekankan Amerika harus benar-benar serius dalam memikirkan hal ini.

Raytheon juga disebut sedang mengembangkan versi extended-range dari AMRAAM untuk peluncur permukaan (yang dikenal dengan AMRAAM-ER) yang menurut McCabe harus dipertimbangkan memodifikasi untuk target sangat dekat. Amerika harus menghidupkan kembali rudal versi Network Centric Airborne Defense Element (NCADE) sebagai alternatif rudal jarak panjang yang dimaksudkan untuk peningkatan kemampuan pencegatan rudal balistik yang menggunakan kerangka rudal AMRAAM dengan roket canggih dan pencari inframerah. Dari pengujian awal menggunakan AIM-9X hal itu jelas berhasil, tetapi kemudian tidak dimasukkan dalam anggaran untuk tahun 2013.

McCabe juga melihat perlunya fitur tambahan untuk meningkatkan kemampuan rudal dengan menempatkan sebuah radar AESA pada AMRAAM, seperti yang dilakukan Jepang pada rudal AAM-4B milik mereka atau Inggris pada rudal Meteor jika penambahan ini secara teknis mungkin . AAM-4 sedikit lebih besar dari AIM-120 sehingga mampu membawa antena yang lebih besar. Sebuah radar AESA akan meningkatkan jangkauan di mana radar aktif pada rudal akan secara mandiri dapat melacak target. (Bersambung)

 

Exit mobile version