Meningkatnya ancaman udara membuat Spanyol akhirnya memutuskan untuk tetap menjaga sistem rudal Patriot mereka yang ditempatkan di perbatasan Turki. Semula Madrid berencana untuk menarik senjata yang menjadi bagian dari paket bantuan NATO tersebut.
Spanyol dikabarkan akan memperbaharui perjanjian untuk menjaga sistem peluru kendali darat ke udara di sepanjang perbatasan Turki-Suriah.
Situasi di langit Suriah memang memanas setelah insiden penembakan Su-24 Rusia oleh F-16 Turki pada 24 November 2015. Akibat kejadian ini Rusia memutuskan untuk memboyong sistem pertahanan rudal paling canggih mereka, S-400 ke Pangkalan Latakia. Rusia berdalih sistem ini untuk melindungi pesawat mereka yang tengah mengudara untuk melakukan serangan ke sejumlah target.
Sebelumnya meski menegaskan dukungan secara terbuka untuk Turki, Amerika Serikat dan Jerman mengumumkan bahwa mereka tetap akan menarik Sistem Rudal Patriot yang juga ditanam di Turki. Penarikan akan dilakukan pada akhir tahun ini. Amerika beralasan penarikan dilakukan karena sistem itu harus mendapat perawatan. Mereka berjanji akan bisa mengirimkan sistem serupa dengan sangat cepat jika memang mendesak.
Sementara pada Selasa 15 Desember 2015 Departemen Pertahanan Spanyol sebagaimana dikutip Sputnik mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengikuti langkah Amerika dan Jerman. Bahkan akan memperbaharui kontrak militer untuk memperpanjang keberadaan sistem itu di sepanjang perbatasan selatan Turki dengan Suriah.
Spanyol menunjukkan awal tahun ini juga sempat mempertimbangkan untuk menarik rudal mereka.
Turki sendiri memang belum memiliki sistem pertahanan udara yang memadahi. Rencana pembangunan sistem rudal dengan China terpaksa dibatalkan karena tekanan NATO. Setelah itu Ankara bertekad akan membangun sendiri sistem rudal permukaan ke udara. Tetapi dengan meningkatnya ketegangan sekarang ini, pejabat militer Turki beberapa hari lalu mengatakan Turki akan membeli sistem rudal dalam bentuk siap pakai karena terlalu lama untuk menunggu sistem yang akan dibuat sendiri.