Pentagon Wajib Cemas dengan Drone Bawah Laut Rusia Ini

Pentagon Wajib Cemas dengan Drone Bawah Laut Rusia Ini

Rusia pada Senin 14 Desember 2015 melakukan uji drone otonom bawah air atau underwater vehicle (AUV) bernama Rus. Drone ini mampu menyelam hingga kedalaman 6 km. Teknologi ini pun membuat Pentagon wajib cemas karena kemampuan menyelam hingga 6 kilometer jelas akan menjadi ancaman serius terhadap berbagai aset di kedalaman ekstrem.

Rus yang berhasil menyelam di bawah tanda 6 kilometer di tengah Samudera Atlantik bagi Rusia akan membantu menggambarkan batas-batas Arktik Rusia. “Kendaraan bawah air ini akan sangat cocok pekerjaan teknis seperti pencarian dan penyelamatan dan penelitian ilmiah di kedalaman hingga 6.000 meter menggunakan manipulator,” tulis kantor berita RIA Novosti mengutip sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Departemen Pertahanan untuk penelitian laut dalam Rusia.

AUV dapat digunakan untuk membuat foto dan video, melakukan survei geologi, dan menjelajahi situs arkeologi bawah air.

“Orang-orang di Pentagon mengatakan pesawat tak berawak kami dimaksudkan untuk menghancurkan infrastruktur bawah laut, mengganggu komunikasi Internet, menghancurkan kabel bawah laut, mengambil informasi rahasia dan hal-hal semacamnya,” kata Viktor Baranets, seorang ahli militer Rusia kepada Radio Sputnik.

“Saya tidak sepenuhnya setuju dengan yang mereka. Kapal selam mini ini akan membantu kita menentukan batas landas kontinen kami di Samudra Arktik. Kapal selam konvensional hanya dapat menyelam hingga setengah kilometer, sementara alat satu ini bisa pergi jauh lebih dalam untuk memetakan bagian-bagian dari bawah air yang kita klaim. Ini kapal selam mini unik, yang bisa menyelam sampai enam kilometer bahkan lebih, “kata Viktor Baranets.

Selama uji coba laut Rus menukik ke kedalaman 6.180 meter – yang berada di luar kedalaman maksimum yang direncanakan.

Selain bisa diawaki oleh dua atau tiga awak, kapal selam mini ini juga bisa bekerja secara otonom. “Dengan menciptakan kapal selam mini, Rusia Rusia membuktikan sekali lagi bahwa kita di garis depan kemajuan ilmiah-teknis dalam bidang ini,” kata Viktor Baranets.

Baca Juga: 

Drone Jadi Pemicu Terorisme