Kelompok Dewan Ulama Iran mulai mencari siapa sosok yang tepat untuk mengganti Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Hal ini dilakukan di tengah kekhawatiran kondisi kesehatan Khamenei yang semakin turun karena faktor usia.
Sejumlah nama mulai disusun Dewan Ulama. Tersebarnya laporan pencarian sosok pengganti Khamenei itu sejatinya melanggar tradisi Republik Islam Iran yang selama ini merahasiakan hal-hal penting.
Namun, mantan Presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, telah menyampaikan proses yang sedang berlangsung itu.”Gabungan para ahli akan bertindak ketika pemimpin baru harus ditunjuk. Mereka sedang mempersiapkan untuk itu sekarang dan menyeleksi pilihan,” kata Rafsanjani, yang merupakan sekutu dekat Presiden Hassan Rouhani, kepada kantor berita ILNA, yang diterjemahkan Reuters, Senin 14 Desember 2015.
“Mereka telah menunjuk kelompok untuk mendaftar orang-orang yang memenuhi syarat yang akan dimasukkan ke pemungutan suara ketika insiden [seperti jika Khamenei meninggal] terjadi,” lanjut Rafsanjani.
Ayatollah Ali Khamenei, 75, telah menjalani operasi kanker prostat pada bulan September 2014. Pada saat itu, dia mengatakan agar tidak dimunculkan laporan yang membahas tentang sosok penggantinya. Khamenei terpilih menjadi Pemimpin Tertinggi Iran pada tahun 1989 setelah kematian pendahulunya Ayatollah Khomeini.