Ranjau terbaru yang masuk ke dalam persenjataan pasukan militer Rusia akan dapat membedakan antara prajurit dengan warga sipil.
Ranjau antipersonil cerdas bernama “Medalon” akan segera hadir ke dalam persenjataan pasukan militer Rusia. Menurut pihak pengembang, Research Institute of Engineering (NIII), “Medalon” memiliki kekuatan destruktif yang besar, namun begitu ia tidak berbahaya bagi penduduk sipil.
Prinsip Operasi
Prinsip operasi ranjau modern yang baru saja selesai diuji ini adalah berdasarkan kecerdasan buatan. “Kami memiliki semacam gate array, yang di situ kami letakkan lima hingga enam chip,” kata Direktur Umum Perusahaan NIII Igor Smirnov kepada para wartawan. “Itu merupakan salah satu elemen kecerdasan buatan, dan kami tidak menggunakan komponen impor apa pun.”
Ranjau dapat dipasang di setiap permukaan jalanan terbuka hingga di jalan setapak di hutan. Perangkat mematikan ini akan masuk ke dalam mode “tidur” sambil memindai situasi sekitar. Ranjau “Medalon” tidak memiliki ektensi sehingga keberadaannya tidak akan disadari oleh manusia. Meski begitu, ranjau ini dapat merasakan kedatangan manusia berkat sensor khusus yang dimilikinya.
Setelah ranjau mengklasifikasi kelas target dan mendeteksi bahwa dalam radius jangkauannya terdapat oknum bersenjata, ia akan “bangun” dan masuk ke mode siap perang, entah itu meledak dan kemudian menyerang musuh, atau menghancurkan diri ketika seseorang berusaha menjinakkannya.
Menurut pihak pengembang, jika ada orang tidak bersenjata, ranjau “Medalon” tidak akan meledak. Ini merupakan kelebihan ranjau tersebut. Ranjau dengan kecerdasan buatannya ini benar-benar tidak membahayakan bagi penduduk sipil yang berada di wilayah konflik dan sering kali menjadi korban ranjau.
Menurut perwakilan dari NIII, ranjau antipersonil dengan sensor jarak nonkontak ini tidak dimiliki pasukan militer lain di manapun di dunia.
Menurut data yang tersedia, setidaknya hingga saat ini belum ada pihak lain yang memiliki sensor nonkontak.