Secara desain kedua pesawat ini cukup mirip meski ada perbedaan nyata bahwa J-31 merupakan pesawat dua mesin sedang F-35 adalah jet tempur mesin tunggal. Tetapi secara bentuk pesawat tak bisa dipungkiri keduanya memiliki banyak kesamaan. Dan bukan berita baru bahwa Amerika menuduh China telah mencuri data F-35 sebagai dasar pembangunan J-31.
Ahli militer juga menunjukkan bahwa F-35 memiliki perangkat lunak komputer yang lebih baik, sensor dan hardware lainnya yang unik, lapisan siluman, dan mesin yang lebih baik.
Tapi para pejabat Pentagon senior dan para ahli percaya keunggulan teknologi Amerika menyusut. Hal inilah yang menjadikan F-35 masih ada di atas kemampuan J-31.
Tetapi bagaimanapun munculnya J-31 telah membuat sejumlah pejabat Pentagon khawatir. Mereka sejak lama mengingatkan bahwa ada penyusutan paritas kekuatan udara Amerika dengan negara lain, terutama China dan Rusia. Sehingga keberadan J-31 ataupun J-20 tidak boleh diremehkan.
“Dalam hal senjata Kita [Amerika] sangat tergantung pada kelebihan teknologi. Jika kita tidak lagi memiliki hal itu maka ini akan sangat menakutkan,” kata Peter Singer, ahli strategi dan peneliti dari New Amerika sebagaimana dikutip Defense One.
Wakil Menteri Pertahanan Robert Work dan Kepala Bidang Akuisisi Pentagon Frank Kendall dalam dua tahun terakhir sudah mengingatkan bahwa keunggulan teknologi Amerika sudah tergerus. Dan ini harus mendapat tanggapan serius.
Pada tahun 2011 Pentagon mengetahui bahwa China tengah membangun sebuah jet tempur multirole yang bisa menyerang target di udara dan di darat, seperti F-35. J-31 terbang untuk pertama kalinya pada tahun 2012.
China juga terus berinvestasi dalam pengembangan dan pembangunan jet tempur J-20 yang dibangun untuk menyaingi F-22.
Defense One menyimpulkan untuk sementara jet tempur China masih berada di bawah pesawat Amerika. Terlebih F-35 telah dirancang untuk menerima upgrade secara terbuka di masa depan yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuannya.