Pierre Sprey, seorang analis pertahanan AS sangat yang disegani dan salah satu orang yang terlibat di tim pengembangan pesawat tempur F-16, mengatakan ia tidak memiliki keraguan serangan Angkatan Udara Turki pada bomber Su-24M Rusia di atas Suriah November lalu adalah hasil dari penyergapan terencana.
Dimintai komentar oleh Majalah Harper tentang insiden tersebut Sprey mengatakan bahwa setelah melakukan analisis kedua bahan Rusia dan Turki dia memngatakan, “Bukti cukup kuat bahwa Turki memang sedang menyiapkan penyergapan. ”
Menurut Sprey, Turki F-16 tidak hanya berpatroli di perbatasan mereka, tapi melaksanakan tugas khusus, berputar-putar selama lebih dari satu jam pada ketinggian sangat rendah menunggu pesawat Rusia.
“Mereka secara jelas tidak melakukan apa pun yang menunjukkan sebuah patroli udara rutin di sepanjang perbatasan,” catatnya.
Sprey mengatakan Su-24M berada sekitar lima mil (sekitar 8 kilometer) selatan dari perbatasan Turki di dekat persimpangan perbatasan penting yang dijadikan tempat sembunyi sejumlah kelompok.
Pada saat itu pesawat Turki telah terbang di daerah sekitar 25 mil (40 km) utara dari perbatasan selama hampir satu satu setengah jam, “Hal penting yang harus diperhatikan adalah mereka tidak berkeliaran pada ketinggian tinggi yakni 20.000-30.000 kaki untuk menghemat bahan bakar sehingga Anda biasanya akan berkeliaran jauh jika Anda melakukan patroli perbatasan rutin. Mereka berkeliaran cukup rendah, sekitar 7.500 8.000 kaki untuk menghindari radar Suriah dan Rusia di sekitar Latakia. ”
Mengingat jarak mereka (lebih dari 400 km) dari pangkalan mereka dan dengan terbang pada ketinggian rendah maka Sprey memperkirakan F-16 ini juga melakukan pengisian bahan bakar di udara. Sesuatu yang tidak dilakukan dalam misi patroli udara rutin sehingga lagi-lagi menunjuk ke gagasan bahwa itu adalah penyergapan.
“Sekarang pada pukul 10:15. Su-24 Rusia baru saja menyelesaikan pola pacuan kuda mereka setelah serangan pertama mereka dan akan kembali menyerang dari posisi baik timur dari target. Pada saat itu, dua F-16 keluar dari pola berkeliaran mereka untuk terbang dalam garis lurus ke selatan. Jelas mereka di bawah kontrol darat Turki. Hal ini terlihat karena mereka tidak memburu Su-24 mengikuti jalan melengkung, mereka langsung menuju titik intercept yang diberikan kontrol darat kepada mereka.”