
Abouzar Bagheri, ilmuwan politik dan ahli militer Iran kepada Sputnik Kamis 10 Desember 2015 menekankan bahwa semua negara memiliki hak untuk menemukan cara guna mempertahankan diri.
“Iran telah mengadakan negosiasi dengan Rusia pada kerjasama militer untuk waktu yang lama, khususnya, pada pembelian S-300. Setiap negara memiliki hak yang sah untuk memperkuat dan memperluas kompleks militer-pertahanan, dalam rangka untuk mempertahankan wilayahnya dalam kasus ancaman potensial, dan Iran tidak terkecuali,” catat pakar tersebut.
“JCPOA,” menurut Bagheri, “Bersama-sama dengan instruksi dari AS bahwa Iran tidak memiliki hak untuk melakukan tes rudal atau membeli senjata atau menggunakannya, benar-benar telah membatasi hak Iran untuk melakukannya. Namun, seperti yang dinyatakan oleh negara Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei, kita harus memperkuat kompleks pertahanan militer kita, dan ini tidak ada hubungannya JCPOA, karena Iran mencapai kesepakatan dengan P5 + 1 tentang maslaah penggunaan atom, bukan pada potensi pertahanan dan rudal kami. ”
Menurut Bagheri Teheran melihat pembelian tank modern dari Rusia sebagai bagian dari kebutuhan untuk memperkuat industri pertahanan. Dan, mengingat ancaman yang ada di wilayah tersebut, Iran pasti akan menggunakan semua potensi militer untuk menjamin keamanan negara kita dan negara-negara tetangga.
Pada akhirnya, pakar tersebut percaya bahwa penandatanganan perjanjian kerjasama militer dengan Teheran merupakan indikasi bahwa Moskow bergerak dari hubungan mitra menjadi satu sekutu strategis Iran di wilayah tersebut. Pada bagiannya, dengan memperluas potensi pertahanan, Iran memperkuat kapasitasnya tidak hanya untuk mempertahankan diri, tetapi untuk melakukan operasi bersama dengan Rusia dalam perang melawan terorisme.
“Iran telah berulang kali mengatakan bahwa akan berusaha untuk mempertahankan tidak hanya kepentingan nasional, tapi juga orang-orang yang tertindas di wilayah itu,” tegas Bagheri.