Flanker-E dalam Pusaran Politik Asia

Flanker-E dalam Pusaran Politik Asia

 

su-35 4Ada kepentingan besar China dalam pembelian pesawat ini yakni untuk mengakses tekonologi maju Su-35 untuk pengembangan pesawat tempur sendiri. China sangat membutuhkan mesin yang sangatkuat untuk pesawat generasi kelima mereka sembari terus mengembangkan mesin sendiri yakni  WS-15. Mesin AL-41 Su-35 akan menjadi solusi sementara yang baik.

China mau tidak mau berkiblat ke Rusia karena ada masalah politik dengan barat yang memberi sanksi setelah tragedi Lapangan Tiananmen pada tahun 1989.

Indonesia juga telah mengumumkan mereka akan membeli 16 Flanker-E untuk menggantikan F-5 Tiger.  Ada banyak pesaing yang datang, tetapi Jakarta bergeming pada pilihannya. Jakarta memiliki catatan sejarah menggunakan senjata campuran barat dan timur. Di 1986, Indonesia membeli F-16, yang dimaksudkan untuk melengkapi armada F-5E Tiger. Namun, setelah AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi karena peristiwea Timor Timur pada 1999 hingga menjadikan F-16 mengalami masalah serius. Akibatnya, Angkatan Udara Indonesia mengakuisisi jet Rusia, yakni Su-27 dan Su-30. Salah satu motif untuk memperoleh Su-35 tentu saja juga untuk menghindari perisitwa menyebalkan itu terulang lagi.

Pyongyang juga telah menyatakan minatnya untuk Su-35. JoongAng Ilbo, sebuah delegasi militer Korea Utara dikabarkan telah mendekati pejabat Rusia pada November 2014 tentang kemungkinan memperoleh pesawat untuk angkatan udara mereka yang juga bobork karena embargo senjata internasional. Tetapi sejauh ini Moskow masih menolak permintaan tersebut.

Pakistan adalah kandidat lain yang potensial untuk Flanker-E.  Tetapi masalah politik kembali menjadi persoalan.Tetapi kali ini bagi Rusia karena Pakistan adalah tetangga tidak  akur dari India. Jika sampai Rusia menyetujui pembelian Su-35 maka akan mengganggu hubungan dengan India yang saat ini dikenal sebagia pembeli senjata terbesar Rusia. Jika Pakistan memiliki Su-35 maka hampir pasti akan memberikan keunggulan dibanding India yang mengandalkan Su-30 yang lebih tua.

Akhirnya permintaan Flanker-E di beberapa negara Asia memang cukup tinggi. Tetapi dari banyak kasus pesawat ini telah berada dalam pusaran politik di kawasan ini.

Ini berarti bahwa persaingan sangat sulit, dan bahwa politik yang masih memainkan bagian dari akuisisi senjata negara.