Flanker-E dalam Pusaran Politik Asia

Flanker-E dalam Pusaran Politik Asia

su-35

 

Salah satu pesaing utama Rusia dalam game ini adalah Sukhoi Su-35 (Flanker-E, juga dikenal sebagai “Super Flanker”). Berdasarkan terhormat dan banyak diekspor Su-27, Su-35 telah disebut-sebut sebagai “generasi keempat ditambah” untuk banyak teknologi canggih dipasang di pesawat. Menurut Militaryfactory.com,

Rusia dikenal sebagai salah satu pengekspor pesawat di dunia. Dari awal perang dingin hingga sekarang MiG dan, Sukhoi dan Yaks telah membentuk tulang punggung dari banyak angkatan udara di seluruh dunia. Ada persamaan dalam keberhasilan Rusia mencapai pasar, yakni masalah politik.

Pada era Perang Dingin, saatitu negara-negara wajib untuk membeli senjata sesuai dengan blognya. Negara-negara yang berada di blog Timur maka secara otomatis akan mengarahkan pembelian mereka ke pesawat dan senjata buatan Uni Soviet. demikian juga sebaliknya. Dan sekarang, dengan situasi yang berbeda politik juga memegang peranan penting. Termasuk di Asia.

Pesawat Soviet dan Rusia masih memiliki permintaan tinggi di seluruh dunia. Hal ii terutama tiga hal yakni biaya murah,  kualitas dan kurangnya sanksi senjata sering dikenakan oleh negara-negara Barat. Faktor ketiga inilah yang menjadi sisi politik yang sangat menentukan.

Di Asia, sejumlah negara sedang mencari pesawat tempur untuk mengganti armada tuanya. Saab Gripen Swedia, Dassualt Rafale Prancis, Eurofighter Typhoon dan Boeing F / A-18 Super Hornet berlomba untuk menawarkan diri.

Rusia hadir dengan produk yang sangat diandalkan yakni Su-35 (Flaner-E) yang merupakan keturunan dari pesawat terhormat Su-27 Flanker. Pesawat generasi 4++ dan mengusung sejumlah teknologi generasi kelima. Su-35 mengintegrasikan kemampuan avionik tinggi, mesin yang sangat kuat, dan radar Phazotron yang mampu melacak 24 target secara bersamaan. Selain itu juga dilengkapi dengan radar pasif Irbis-E.

Su-35 ini didukung oleh dua mesin mesin kuat Saturnus AL 41 (117) turbofan yang memungkinkan pesawat untuk mendaki pada tingkat yang lebih curam dibanding pendahulunya Su-27. Pesawat ini dilaporkan dapat mencapai kecepatan Mach 2,25, atau sekitar 2.400 kilometer per jam dengan tangki bahan bakar internal.

Moskow berencana untuk mengoperasikan sebuah resimen udara dengan 48 Su-35. Hal ini terutama ditujukan sebagai batu loncatan sebelum mereka benar-benar mengoperasionalkan pesawat generasi kelima yang sampai saat ini masih dalam taraf uji.

Sejumlah negara dikabarkan telah berminat untuk membeli pesawat ini. China dipastikan telah meneken pembelian 24 jet tersebut dengan harga antara US$ 83 hingga US$85 juta per unit.

Next: Faktor Politik