Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, menegaskan mereka telah memiliki sebuah bom hidrogen dan mampu dignakan bersama dengan hulu ledak nuklir. Dengan senjata ini dia menyebut Korut kini menjadi negara nuklir yang kuat.
”Kami berhasil menjadi kekuatan nuklir yang besar, yang mampu mempertahankan kemerdekaan dan martabat nasional tanah air kita dengan serangan bom nuklir dan hidrogen yang perkasa,” kata Kim Jong-un seperti dikutip Kantor Berita Korea UTara North Korea Centra News Agency, dan dikutip Reuters Kamis 10 Desember 2015.
“Korea Utara mampu melanjutkan dan mengembangkan industri militernya,” lanju pemimpin muda Korut itu. Pernyataan itu muncul setelah Kim Jong-un memeriksa pabrik senjata yang di-upgrade di Pyongyang pada hari ini.
Pada 10 Februari 2005, Korut menyatakan telah menciptakan senjata nuklir. Pengumuman itu menuai kecaman banyak negara. Korut sendiri dietahui sudah tiga kali melakukan uji coba senjata nuklir, yaitu pada tahun 2006, 2009 dan 2013.
Uji coba pertama tahun 2006 dilakukan di situs nuklir Punggye-ri di sebelah timur laut Pyongyang. Dampak seismik dari uji coba itu direkam Rusia, China, Jepang, Korea Selatan dan Australia. Menurut perkiraan kasar, sebuah perangkat nuklir antara 5 sampai 10 kiloton TNT meledak dalam uji coba itu.
Uji coba kedua dan ketiga pada Mei 2009 dan Januari 2013, juga memicu kecaman internasional. Amerika Serikat secara sepihak menjatuhkan sanksi terhadap Korut. Kekuatan ujicoba senjata nuklir kedua dan ketiga itu antara 10 sampai 20 kiloton TNT.
Pada 2013, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menjatuhkan sanksi baru terhadap Korut atas uji coba senjata nuklir itu. Namun, rezim Pyongyang tetap mengabaikannya.
