Mirage III Pensiun: Don’t Cry for Me Argentina
Mirage Argentina saat pelepasan

Mirage III Pensiun: Don’t Cry for Me Argentina

argentina

Argentina melakukan perpisahan dengan pembom tempur Mirage yang telah beroperasi sejak tahun 1972 dan memainkan peran penting selama konflik Atlantik Selatan ketika mereka bentrok dengan Inggris terkait Kepulauan Falkland pada tahun 1982.

Upacara berlangsung hari Minggu 29 November 2015 lalu di Air Brigade VI di Tandil, Buenos Aires, dengan dihadiri pilot aktif dan veteran Perang Malvinas

‘Argentina farewells its Mirages, but Glory is forever’ adalah tema yang diambil dalam perpisahan tersebut. Empat model Mirage melakukan penerbangan terakhir bersama pesawat lain seperti IA-63 Pampa; IS-58 Pucara; Hercules C130; Fokker F-27; DHC-6 Twin Otter; Grob 120 dan Embraer-312 Tucano ditambah helikopter Mi-171; Bell 212 dan 500 Hughes.

Mirage III dirancang sebagai pencegat supersonik oleh Dassault Prancis pada pertengahan tahun 1950-an dan diikuti dengan lahirnya Miragargene V, yang menjadi bomber tempur. Mereka membantu Israel memenangkan kemenangan mengejutkan selama perang enam hari pada tahun 1967, dan karena prestasi inilah Argentina tertarik membelinya dan lima tahun kemudian memasukkan unit pertama yang mulai terbang pada tahun 1973.

Selama konflik Falklands / Malvinas  Mirage III dan para pilotnya berhadapan dengan Task Force Inggris.

Pada tahun 1988 Angkatan Udara Argentina menempatkan Mirage di Tandil, tetapi dengan dana yang tidak mencukupi untuk suku cadang dan pemeliharaan kesiapan tempur armada memburuk dan dekomisioning adalah jalan terakhir. Sejak tahun 90-an Argentina telah melakukan pembicaraan untuk mencoba dan mengganti pesawat yang hilang dalam konflik 1982 termasuk dengan meningkatkan avionik Mirage.

 

“Acara ini bukan perpisahan, tapi pertemuan dari semua pria dan wanita Angkatan Udara yang bersama terlibat dengan pesawat ini: pilot, mekanik, staf sipil dan dukungan, semua bersatu selama 43 tahun di unit udara yang berbeda ,” kata Kepala Staf Angkatan Udara Argentina yang juga veteran Perang Malvinas Brigadir Mayor Mario Callejo.

“Setelah layanan operasional dan peran yang luar biasa selama konflik Atlantik Selatan pada tahun 1982, ditambah fakta mereka teknologi usang, maka perlu untuk mengganti mereka.”,

Argentina masih mencari pengganti Mirage termasuk Mirage F1 eks Spanyol yang telah di upgrade, J-17 yang dibangun China dan Pakistan, Mirage 2000 Prancis, Gripen dan F-16. Beberapa waktu lalu Argentina sudah sepakat untuk membeli Kfir Israel tetapi kemudian kesepakatan itu dibatalkan untuk menunggu pemerintahan hasil pemilu terbaru.