[youtube id=”qBrDMVC0WmM” width=”600″ height=”340″ position=”left”]
Untuk kali pertama pesawat pembom Su-34 Rusia yang terbang dalam misi serangan di Suriah membawa rudal udara ke udara. Hal ini dilakukan setelah salah satu Su-24 ditembak jatuh oleh F-16 Turki pada 24 September 2015 lalu.
“Pesawat pembom Su-34 Rusia tempur hari ini untuk pertama kalinya melakukan misi dengan tidak hanya membawa rudal udara OFAB-500 dan bom dipandu KAB-500, tetapi juga rudal udara ke udara jarak pendek dan menengah,” kata Juru Bicara Angkatan Aerospace Rusia Kolonel Igor Klimov sebagaimana dikutip TASS Selasa 1 Desember 2015.
Ini adalah langkah kali kesekian kalinya yang diambil Rusia untuk melindungi pesawat udara setelah insiden mematikan 24 September. Sebelumnya Rusia telah memutuskan untuk setiap pesawat tempur yang melakukan misi serangan darat akan dikawal dan dilindungi oleh pesawat lain yakni Su-30SM yang merupakan pesawat superioritas udara. Selain itu Rusia juga telah menempatkan sistem rudal pertahanan udara S-400 di Latakia serta menggerakkan kapal jelajah rudal Moskva untuk tujuan yang sama.
[youtube id=”dd0YCn7oRIc” width=”600″ height=”340″ position=”left”]
Sejauh ini hubungan Rusia dan Turki masih panas. Presiden Turki Erdogan bersikukuh tidak mau minta maaf terhadap Rusia. Sementara Rusia sudah menerapkan sejumlah sanksi ekonomi kepada Turki. “Saya pikir jika ada pihak yang perlu meminta maaf, itu bukan salah kami,” katanya. “Mereka yang melanggar wilayah udara kami adalah orang-orang yang perlu meminta maaf.”
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Erdogan memperingatkan Moskow bahwa Turki akan mengambil langkah jika pesawat mereka ditembak jatuh dengan S-400.