Dilema Senjata Rusia-China (IV): Membangun Kepercayaan

Dilema Senjata Rusia-China (IV): Membangun Kepercayaan

armata 2

Menurut Tan, sejak 2002 baik Rusia maupun China sama-sama berupaya menciptakan kepercayaan dalam bisnis senjata mereka. “Salah satu inisiatif terbesar adalah menandatangani kesepakatan kekayaan intelektual untuk melindungi kepentingan Rusia dan mempersempit area abu-abu dalam transfer teknologi.”

Sebagai contoh, lanjut Tan, saat China mendapat lisensi untuk merakit Su-27, tak dijelaskan apakah mesin pesawat yang diproduksi China di bawah kesepakatan tersebut boleh digunakan untuk pesawat China. Hal tersebut memicu persengketaan rumit dalam perdagangan senjata Rusia-China.

“Pada Desember 2008, kedua negara akhirnya menandatangani kesepakatan hak kekayaan intelektual yang membatasi China untuk mengekspor senjata yang berbasis dari model Rusia. Namun hal tersebut tak bisa mencegah China memproduksi senjata untuk keperluan mereka sendiri. Kesepakatan tersebut menciptakan kekhawatiran bahwa China bisa saja meniru senjata Rusia tanpa izin dan perangkat militer China bisa membanjiri pasar global, merebut pasar senjata Rusia”.

Kesepakatan tersebut—bersamaan dengan keputusan Presiden Vladimir Putin—mengungkapkan tantangan utama untuk merajut hubungan kerja sama militer antara kedua negara. Awalnya, pihak Rusia menolak untuk menjual sistem pertahanan udara terbaru S-400 dan pesawat tempur multiperan Su-35. Beijing tertarik memiliki mesin AL-41 milik Su-35, yang memiliki masa hidup empat ribu jam, jauh lebih panjang dibanding mesin AL-31 (1.500 jam) yang dimiliki Su-27 dan Su-30.

Namun, rumitnya mesin pesawat canggih Rusia menyulitkan industri tiruan China. Hal ini, bersama dengan penandatanganan kesepakatan perlindungan kekayaan intelektual yang lebih kuat—meyakinkan Moskow untuk menjual senjata canggih pada China.

Wakil Direktur Sukhoi Sergey Sergeyev merangkum hal tersebut dengan menyatakan, “Mereka bisa saja meniru sendok buatan kita, tapi tentu meniru pesawat adalah hal yang lain.”

Pada 2013, Putin menerangkan kondisi terkait penjualan S-400 dan Su-35. Platform tersebut akan membantu China untuk merebut pesawat siluman Amerika F-22 dan F-35, hingga pesawat siluman buatan mereka sendiri selesai dibuat pada dekade mendatang.

Selain itu, sanksi ekonomi yang dihadapi Rusia membuat Rusia berharap China akan memasok teknologi mikro-elektronik dan teknologi canggih lain yang tak dimiliki Rusia. (Selesai)

Sumber: RBTH