
Rencana India untuk membeli pesawat siluman yang dikembangkan dari Sukhoi T-50 PAK-FA belum juga jelas. Dikabarkan New Delhi akan diturunkan dari 127 pesawat hanya menjadi 65.
Sebelumnya Departemen Pertahanan Rusia juga memutuskan untuk memotong rencana jumlah pembelian pesawat siluman itu. Ada apa dengan T-50?
Sementara F-35 yang meski penuh masalah secara pelan namun pasti tingkat pemesanannya terus bertambah, T-50 justru menghadapi situasi suram. India Tribune News Service beberapa waktu lalu, mengutip sumber-sumber militer tak dikenal India melaporkan dengan sekitar 18 pesawat di setiap skuadron tempur India, pembelian Sukhoi T-50 telah diturunkan oleh New Delhi dari 127 menjadi 65, ditambah beberapa tambahan T-50 untuk pelatihan.
Pada bulan Maret 2015, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yury Borisov juga mengatakan Departemen Pertahanan telah membatasi pesanan awal dari T-50, yang dijadwalkan untuk masuk produksi serial tahun depan, dari 52 pejuang untuk hanya 12.
Angkatan Udara akan mengevaluasi kinerja 12 jet tempur pertama, dan kemudian memutuskan berapa banyak Departemen Pertahanan akan beli. Sebagai gantinya, Rusia akan membeli lebih banyak jet tempur multirole Su-35 untuk beberapa tahun ke depan.
T-50 pesawat tempur adalah jawaban Rusia untuk jet tempur siluman F-22 AS, dan merupakan yang pertama baru pesawat tempur Rusia dirancang sejak jatuhnya Uni Soviet. Pesawat selama ini diklaim memiliki kemampuan tinggi dan mampu mengalahkan generasi siluman lain.
Tetapi sepertinya T-50 belum mampu melawan keyakinan Su-35 atau bahkan Su-30. Terbukti Rusia lebih memilih mengakuisi Su-35 dibandingkan T-50. Sementara di belahan dunia lain AS telah melangkah maju dalam program F-35 dengan telah mulai masuknya pesawat ke operasional. Sementara China juga terus menggeber J-20 mereka untuk bisa segera masuk layanan.
Tetapi bisa jadi Rusia lebih menekankan pada kepentingan bisnis. Mengingat sejauh ini Su-35 belum secara resmi mendapatkan pembeli internasional. Sehingga Rusia juga perlu menjaga garis produksi pesawat yang merupakan upgrade total dari Su-27 Flanker ini.
Mengutip sumber industri pertahanan tak dikenal, surat kabar Rusia Vedomosti melaporkan Kementerian Pertahanan akan menandatangani kontrak senilai US$ 1,5 miliar untuk 48 jet tempur Su-35 baru, yang akan menjaga lini produksi Sukhoi sibuk selama beberapa tahun. Ini merupakan kontrak tempur Rusia terbesar sejak 2012. Artinya T-50 berada dalam posisi mengalah pada Su-35.
Sukhoi diharapkan pada tahun ini untuk menyelesaikan pengiriman Su-35 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan di bawah kontrak US$ 1 miliar untuk 48 pesawat yang ditandatangani pada tahun 2009. Saat itu harga pesawat memang lebih murah.