Di usianya yang semakin tua bomber Boeing B-52H “Stratofortress” belum akan berhenti terbang. Bahkan saat ini bomber era Perang Dingin sedang dilengkapi dengan salah satu rudal jelajah konvensional terpanjang dan terbaru milik Amerika.
Lockheed Martin telah mendapat kontrak untuk mempersenjatai pesawat berumur 54 tahun tersebut dengan menginstal rudal jarak sangat jauh Joint Air-to-Surface Standoff Weapon (JASSM) dengan nilai kontrak US$9,1 juta.
Dalam sebuah pernyataan kepada flightglobal, Direktur Sistem Serangan Jarak Jauh Lockheed Martin Jason Denney menegaskan bahwa B-52 akan diperbarui untuk mengusung rudal jelajah bertenaga mesin turbofan internal dengan launcher rotary baru digital dan eksternal tiangnya.
Pembom ini telah lama membawa rudal jelajah konvensional, yaitu turunan dari rudal non-nuklir AGM-86 “ALCM” yang memiliki kemampuan tembak 600nm dan sedang dalam proses pensiun karena persediaan habis.

Boeing B-52 dapat membawa sampai 20 rudal nuklir ALCM dan pada tahun 2018 dan mungkin akan bisa membawa jumlah yang sama untuk Lockheed Martin JASSM-ER.
Pesawat ini juga sudah dilengkapi untuk membawa rudal jarak pendek JASSM pada tiangnya dan JASSM-ER memiliki jangkauan serang hampir dua kali lipat dari 500nm menjadi 926km. Hal ini memungkinkan B-52H yang lamban dan tidak siluman bisa menghantam target dari jarak jauh hingga aman dari sistem pertahanan udara.
Menurut Lockheed, nantinya B-52 akan bergabung dengan F-16 dan Boeing F-15E yang masuk dalam daftar integrasi senjata ini. Senjata tersebut sudah digunakan pada Boeing / Rockwell B-1B. Integrasi B-52 akan selesai di 2018 seperti halnya F-16.
“Integrasi F-15E akan berada di nomor urut berikutnya,” kata Denney.
Angkatan udara saat ini berencana untuk pensiun B-1B dan B-52H pada 2040 sembari mengunggu Long-Range Strike Bomber (LRS-B) yang telah mulai digarap oleh Northrop Gruman.
Dengan membawa JASSM-ER memungkinkan setiap-B 52 untuk membawa senjata cerdas untuk pertama kalinya dan pada tiangnya. Boeing juga akan memperbaiki sistem komunikasi yang memungkinkan B-52s untuk memperbarui rencana misi mereka melalui satelit dan mentarget ulang senjata dalam penerbangan. Sesuatu yang pesawat lain telah bisa melakukan dalam beberapa dekade terakhir.