Untuk pertama kalinya dalam sejarah Inggris, Perdana Menteri negara itu akan memiliki pesawat khusus militer hingga tidak harus bergantung pada penerbangan charter.
Perdana Menteri Inggris David Cameron akan Perdana Menteri pertama yang akan dilengkapi dengan pesawat, “Cam Force One”. Inggris adalah salah satu negara segelintir besar yang tidak memiliki armada presiden.
Seperti Amerika Serikat, presiden telah disediakan dengan pesawat militer sejak 1943. Pesawat yang dikenal sebagai Air Force One.
Royal Air Force akan memberikan Perdana Menteri dengan Airbus A330MRTT (Multi Role Tanker Transport) Voyager. A330MRTT didasarkan pada sipil Airbus A330-200 yang saat ini digunakan oleh Royal Air Force (RAF) sebagai tanker pengisian bahan bakar udara.
Airbus A330MRTT akan dikonversi menjadi pesawat kepresidenan yang akan dipasang dengan sistem komunikasi khusus, pesawat dengan 158 kursi penumpang akan di ubah untuk mengakomodasi ruang tidur dan area konferensi. Harga Airbus A330MRTT lebih dari US$ 200 juta per unit. Pesawat memiliki kecepatan jelajah 534 mph dengan kecepatan maksimal 547 mph dan jangkauan 8.000 mil laut. Konversi pesawat ini akan menghabiskan anggaran RAF sekitar $ 15 juta dengan biaya perawatan US$1,2 juta per tahun selama 20 tahun ke depan. Sedangkan biaya terbang perjam sekitar US$7.000 per jam. Jumlah ini lebih hemat US$3.000 per jam dibandingkan dengan menggunakan pesawat carter.
Sebagaimana dilaporkan avstop.com Sabtu 21 November 2015, pesawat itu tidak akan memiliki livery khusus dan tetap mempertahankan warna abu-abu khas Royal Air Force dan tetap digunakan sebagai kapal tanker bila tidak digunakan untuk perjalanan dinas. Sejauh ini belum ada kejelasan kapan pesawat perdana menteri itu akan jadi dan bisa digunakan.
Pada 2010, Perdana Menteri David Cameron menjadi berita utama ketika ia terbang ke Amerika Serikat dengan pesawat komersial untuk kunjungan resminya pertama. Perdana Menteri Tony Blair saat berkuasa berusaha untuk memperoleh pesawat kepresidenan tapi dibatalkan oleh penggantinya, Perdana Menteri Gordon Brown.