London akan mengalokasikan dana sekitar US$300 triliun atau sekitar Rp4 biliun selama 10 tahun ke depan untuk memperkuat kemampuan pertahanan, termasuk untuk memerangi terorisme.
“Kami tidak bisa memberikan beban dan dan tanggungjawab untuk melindungi negara kita kepada orang lain,” kata Perdana Menteri Inggris David Cameron dalam sebuah artikel yang ditulis di The Telegraph Minggu 22 November 2015.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk membeli dan memelihara peralatan, termasuk menggandakan investasi dalam peralatan untuk mendukung Pasukan Khusus.
“Kami akan membangun dua skuadron Typhoon tambahan dan skuadron tambahan F-35 Lightning II untuk beroperasi dari kapal induk baru. Dan kita akan berinvestasi dengan membeli sembilan pesawat patroli maritim guna melindungi penangkis nuklir kami, memburu kapal selam lawan dan meningkatkan pencarian dan penyelamatan maritim,” kata pemimpin Inggris itu.
Pernyataan itu datang menjelang pengambilan keputusan parlemen Inggris apakah akan memulai kampanye udara terhadap ISIS di Suriah pada bulan Desember. Jika parlemen mendukung usulan Cameron untuk meluncurkan serangan udara pada posisi militan di Suriah, pemboman mungkin akan mulai dilakukan dalam beberapa jam setelah keputusan itu diambil.
Inggris telah melakukan serangan udara terhadap ISIS tetapi hanya di Irak sejak Agustus 2014. Parlemen Inggris sejauh ini telah menolak untuk memperluas kampanye hingga Suriah. Tetapi keputusan bisa saja berubah setelah terjadinya serangan ke Paris pada 13 November 2015 lalu yang menewaskan sedikitnya 130 orang.