Biar Mahal, Bomber Tetap Dipertahankan

Biar Mahal, Bomber Tetap Dipertahankan

Tu-160 bomber nuclear strategic
Tu-160 bomber nuclear strategic

Amerika telah memberikan kontrak pembangunan bomber jarak jauh baru mereka ke Northrop Gruman. Rusia menegaskan akan kembali menarik bomber strategis Tu-160 ke garis produksi sembari mengembangkan bomber siluman PAK-DA. Hal ini menunjukkan pesawat besar ini masih sangat diperlukan. Amerika Serikat pun demikian, terus mengupgrade bomber besar mereka serta berjuang dalam upaya membangun bomber jarak jauh masa depan.

Tidak banyak negara yang memiliki pesawat jenis ini. Selain AS dan Rusia, hanya China yang memiliki bomber yakni H-6 meski pesawat ini masih menghadapi kendala kemampuan terbang sangat jauh. Alasannya karena membangun pesawat semacam ini sangat amat mahal. Inggris di era modern sempat memiliki V-Bombers (Vulcan, Victor, dan Valiant). Namun karena keterbatasan anggaran pesawat itu dipensiunkan.

Rusia dan Amerika jika mau mengakui juga harus menguras banyak duit mereka untuk menghidup bomber yang mereka miliki. Selain juga untuk pembom berat juga harus didukung dengan landasan yang besar dan kuat. Karena pembom sering disimpan di layanan selama beberapa dekade, airframes mereka memburuk dan biaya pemeliharaan meroket.

Namun, selama perang, bomber dapat membuktikan menjadi alat yang berharga. RAF Vulcans digunakan terhadap basis Argentina dalam perang Falklands dan benar-benar sukses.Demikian juga B-2 Spirit memberi kontribusi besar dalam penghancuran Irak ketika koalisi pimpinan Amerika menduduki negara tersebut hingga menggulingkan Sadham Husain.

Tetapi risiko juga sangat tinggi karena rudal antipesawat juga terus berkembang canggih yang siap menghantam pesawat kapanpun. Apalagi bagi bomber yang cenderung lamban. Bahaya utama lain untuk pembom adalah pesawat tempur pencegat yang biasanya memiliki kecepatan luar biasa dan daya jangkau yang juga hebat plus didukung senjata yang juga sangat berbahaya. Sebagai contoh, F-14 Tomcat Amerika bisa menggunakan rudal AIM-54 Phoenix yang menghancurkan enam Tu-141 Bears sekaligus, dari 150 mil jauhnya. Mig-25 Rusia dengan kecepatan tertinggi sekitar 3.000 km/jam dan mampu terbang tinggi akan mampu mendeteksi bomber atau objek apapun dalam hitungan detik untuk kemudian melakukan eksekusi tapa ampun.

Untuk bisa terus bertahan dalam pertarungan udara, bomber harus dikembangkan dengan memiliki kemampuan siluman serta kecepatan. Dan yang paling penting pesawat ini tidak boleh terbang sendirian tetapi harus dikawal dengan pesawat tempur yang menjadi penjaga mereka. Bomber harus dikawal sampai bisa masuk ke wilayah target secara aman. Setelah itu dia akan melaksanakan tugasnya sebagai mesin penghancur

Bagaimanapun bomber kelas berat sepertinya masih diperlukan dan setidaknya Amerika dan Rusia akan mempertahankannya. Tak peduli seberapapun biaya harus dikuras. Bomber tidak akan hilang setidaknya sampai abad berikutnya tetapi bahwa bomber berat akan lebih banyak menganggur untuk saat ini itu wajar karena memang tidak ada perang yang memaksa mereka melaksanakan misi penghancuran