Amerika Butuh 258 Bomber untuk Melawan Rusia
B-2

Amerika Butuh 258 Bomber untuk Melawan Rusia

b-2Pendukung kekuatan udara di Washington telah menyerukan Pentagon agar mempertimbangkan membangun kekuatan dengan 150-160 pembom berat siap misi sebelum Boeing B-1 dan B-52 pensiun di 2045.

Menurut perkiraan yang disajikan dalam sebuah laporan baru oleh Mitchell Institute, Amerika harus memiliki 258 pembom berat untuk berhasil dalam konflik skala besar dengan Rusia jika 50% dari target dalam kampanye 180 hari dibebankan kepada pembom jarak jauh.

Sementara dibutuhkan 103 pembom untuk menyerang 40% dari sekitar 81.925 target potensial di Iran selama lebih dari 60 hari. Sedangkan jika menyerang Korea Utara, Amerika membutuhkan 60 pembom.

Analisis dan mantan perancana strategi USAF Michael Moeller dalam laporannya yang dipublikasikan pekan ini, menyatakan bahwa jumlah Pentagon perlu membeli minimal 100 Long Range Bomber tetapi mereka tetap harus mempertahankan total armada hingga 200 untuk mempertahankan 150-160 pesawat dengan kode tempur atau siap perang.

Pada tahun 1992 Angkatan Udara masih  memiliki jumlah bomber yang cukup ideal. Tetapi sejak 2001, Amerika hanya memiliki 96 bomber kode tempur dari jumlah minimal yang ditetapkan yakni 157 pembom.

Saat ini angkatan udara mempertahankan 97 B-1, B-2sdan B-52 siap misi dari total 159 bomber yang mereka miliki. Dari pesawat tersebut, pada 2018 akan ada 42 yang B-52 bersenjata nuklir  dan 18 B- 2A yang didedikasikan untuk misi pencegahan nuklir.

Moeller mengatakan berdasarkan perencanaan misi skala besar dari operasi seperti Desert Storm pada 1990-an, Pentagon harus mempertimbangkan untuk memiliki 200 pembom canggih untuk mencapai tujuan AS strategi keamanan nasional saat ini.

“Analisis menegaskan perlunya mempertahankan kekuatan 200 pembom canggih, memberikan kekuatan operasional 150-160 pesawat untuk memberikan pemimpin nasional opsi proyeksi kekuatan nuklir dan konvensional untuk mencegah atau mengalahkan musuh apapun,” tulisnya sebagaimana dikutip Flightglobal Jumat 20 November 2015. “Dengan 200 bomber moderen akan mempertahankan keunggulan asimetris Amerika dalam hal serangan jarak jauh untuk dekade yang akan datang.”