Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, kerap dikabarkan secara brutal mengeksekusi orang. Tak peduli saudara atau pejabat penting yang telah banyak berjasa, bisa sewaktu-waktu dieksekusi mati dengan alasan yang kadang sangat remeh.
Yang paling akhir adalah Menteri Pertahanan Korut Hyon Yong-chol yang dieksekusi pekan lalu dengan cara ditembak senjata anti rudal disaksikan banyak orang. Jong-un, oleh bocoran intelijen Korsel, menganggap eksekusi mati bombastis penting buat menghukum ketidaksiplinan oleh petinggi negara. Gara-garanya sepele, Menter Pertahanan ini tertidur ketika ada acara mengenang jasa Kim Jong Il.
Di luar itu ada banyak alasan tidak mutu yang digunakan sebagai alasan Kim membunuh orang. Semua dilakukan untuk menanamkan ketakutan agar kekuasaannya pun langgeng. Berikut beberapa alasan yang menjadikan sejumlah orang dibantai dengan brutal.
1. Nonton Drama Korea
Nonton Drama Korea
Intelijen Korea Selatan mengungkapkan, sebanyak sepuluh pejabat Partai Pekerja di Korea Utara dieksekusi lantaran mereka ketahuan menonton drama Korea. Total anggota senior partai yang sudah dieksekusi tahun ini menjadi 50 orang.
Para pejabat yang dieksekusi itu dilaporkan dekat dengan paman Kim Jong-un, Jang Song-thaek yang ditangkap Desember lalu dan dieksekusi karena dianggap melawan pemerintah.
Para pembelot dari Korea Utara mengatakan kepada surat kabar, versi bajakan drama Korea Selatan dan tayangan televisi China beredar luas di pasar gelap Korea Utara.
2. Pernah lecehkan istrinya
Pernah lecehkan istrinya
Badan Intel Korea Selatan (NIS) mengabarkan, empat anggota dari grup orkestra Unhasu Korut telah dieksekusi tembak mati karena tuduhan sebagi mata-mata. Tapi alasan lainnya, konon, karena istri Kim Jong-un, Ri Sol-ju, pernah menjadi penyanyi dalam grup orkestra tersebut.
Pada 2013, sejumlah media Jepang dan Korsel kerap memberitakan beberapa anggota lainnya dari grup tersebut juga kerap dieksekusi mati oleh regu tembak Korut, akibat tuduhan pencabulan.
Kim beralasan istrinya hampir mengalami tindakan asusila saat bergabung dengan kelompok musisi tersebut. Maka dia memilih jalan eksekusi mati untuk mengadili mereka. NIS beranggapan, perilaku otoriter Kim ini adalah sebuah turunan dari sang ayah, dan juga kakeknya.
3. Suka mabuk
Suka mabuk
Menurut situs Business Insider pada Januari 2014, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengeksekusi pamannya, Jang Song Thaek, untuk makanan 120 anjing lapar. Menurut sebuah laporan, Jang ditelanjangi dan dijebloskan ke dalam sebuah kandang bersama lima ajudannya. Lalu 120 anjing yang sudah kelaparan karena tidak makan selama tiga hari dimasukkan ke kandang itu untuk memangsa Jang dan lima ajudannya hingga binasa tak bersisa. Hukuman itu disebut “quan jue” atau berarti eksekusi oleh anjing.
Seperti dikutip laman nbcnews pada Januari 2014, perlakuan kejam Kim Jong-un terhadap pamannya tersebut dikarenakan sang paman telah merugikan negara dengan aksi korupnya di 2009. Tidak hanya itu, sang paman juga kerap berlaku asusila dengan senang bermain wanita, pemakaian obat-obatan terlarang, hingga disebut sampah masyarakat.
Pemarah
Seorang mantan pejabat senior Korea Utara yang sudah membelot mengungkap fakta mengejutkan tentang kelakuan Kim Jong-un. Pria tidak ingin diketahui identitasnya karena keluarganya masih berada di Pyongyang ini mengatakan pemimpin Korut Kim Jong-un memerintahkan bibinya diracun hingga tewas. Pada 5 Mei atau 6 Mei tahun lalu Kim Jng-un memerintahkan bibinya, Kim Kyong Hui, dibunuh. Hanya pengawal khususnya, Unit 974, tahu soal ini. Sekarang semua pejabat senior tahu bibinya itu diracun. Kim Jong-un ingin membungkam bibinya itu karena dia kerap marah selama berbulan-bulan setelah suaminya, tokoh nomor dua di Korut, Jang Song Thaek dibunuh pada Desember 2013.
Suka Tidur
Yang paling mengenaskan adalah nasib Menteri Pertahanan Korea Utara, Hyon Yong-chol. Menteri pertahanan tersebut ketahuan tertidur, kemudian di lain waktu dia mengobrol dalam acara kemiliteran, ungkap pihak resmi Badan Intel Nasional Korea Selatan.
Kejadian ini tidak hanya sekali terjadi, Kim Jong Un juga kerap menyingkirkan beberapa pejabat tinggi Pyongyang sejak menggantikan posisi sang ayah pada 2011. Juru bicara kenegaraan Korea Utara, Lim Byung-Chul, mengatakan Menteri Hyon masih terlihat sebulan yang lalu, namun Lim tidak dapat memastikan kapan Hyon menjalani eksekusi matinya.
Seperti dikutip laman Wall Street Journal, Rabu, 13 Mei 2015 eksekusi Hyon beredar luas di situs eksekusi publik Korea Utara, dan disaksikan oleh ratusan pasang mata. Sebagian saksi menyatakan bekas pejabat itu dieksekusi dengan cara gila-gilaan, karena melibatkan roket anti-tank.