
17 November 2015 akan dicatat dalam sejarah Angkatan Bersenjata Rusia sebagai hari di mana Moskow mengirim pembom strategis dalam pertempuran untuk pertama kalinya pada abad ke-21.
Setelah dipastikan pesawat Metrojet yang jatuh di Sinai dengan 224 korban tewas disebabkan bom teroris, Rusia bersumpah meningkatkan upaya kontraterorisme di Suriah. Dan dibuktikan dengan mengerahkan 25 bomber jarak jauh dan menengah yakni Tupolev Tu-95 (Bear), Tupolev Tu-160 (Blackjack) dan Tupolev Tu-22 (Blinder), serta delapan jet tempur Sukhoi Su-34.
Pesawat ini dikirim pada misi serangan udara besar-besaran di provinsi Raqqa dan Deir ez-Zor. Sebanyak 34 rudal jelajah menghancurkan 14 target ISIS. Rusia secara nyata meningkatkan serangan ke Suriah. Dalam beberapa hari mendatang, Rusia akan mencapai lebih dari 2500 sorti sejak operasi itu diluncurkan pada 30 September.
“Jet tempur dan pesawat serang Rusia yang ditempatkan di Latakia telah menjadi lebih efisien dalam melawan teroris,” demikian dilaporkan Channel TV Zvezda. “Sejak pembom strategis Rusia meluncurkan serangan udara terhadap sasaran ISIS, intensitas penerbangan jet tempur telah meningkat secara dramatis.”
Rusia tampaknya bertekad untuk menggunakan senjata terbaik dalam perang melawan ISIS.