Rudal Siluman Kh-101 Debut di Suriah

Rudal Siluman Kh-101 Debut di Suriah

Still image taken from video shows a Russian Tupolev TU-160 heavy strategic bomber conducting an air strike at an unknown location in Syria

Serangan bomber Rusia ke Suriah menunjukkan Rusia telah menurunkan rudal jelajah baru mereka  yang dikenal sebagai Raduga Kh-101 yang secara perlahan akan menggantikan rudal Raduga Kh-55 / Kh-555 yang sudah tua.

Senjata baru ini merupakan rudal jelajah jarak jauh siluman  yang akan hadir dalam dua varian. Salah satunya Kh-101 yang merupakan varian konvensional dan terlihat diluncurkan oleh bomber Tu-160 dalam serangan ke Suriah Selasa 17 November 2015. Sementara satu varian lain adalah Kh-102, yang merupakan varian dengan rudal nuklir. Rudal diperkirakan akan mampu mencapai rentang 3.100 mil seperti halnya rudal milik Barat.

Tetapi media Rusia menyebut senjata tersebut memiliki kemampuan yang jauh lebih besar. Pada 2012, surat kabar Rusia Izvestia melaporkan bahwa rudal varian konvensional akan memiliki kemungkinan kesalahan akurasi hanya 30 kaki pada jarak hingga 6.000 mil. Rudal akan menggunakan kombinasi bimbingan inersia dan navigasi satelit menggunakan sistem GLONASS. Beberapa laporan menunjukkan rudal ini juga mungkin memiliki sistem bimbingan terminal pencitraan inframerah.

Hulu ledak rudal akan mengemas 880 pon bahan peledak. Pada saat itu, Izvestia melaporkan senjata akan memasuki layanan pada tahun 2013. Dan sepertinya memang sudah masuk layanan mengingat senjata itu telah digunakan di Suriah.

Tidak ada banyak data yang tersedia tentang versi nuklir Kh-102. Satu yang pasti rudal ini memiliki kemampuan siluman seperti halnya varian konvensional. Rudal Kh-102 kemungkinan akan bisa melakukan penerbangan rendah dengan kecepatan sekitar Mach 0,77. Hulu ledak nuklir diperkirakan sebesar 250KT.

Kh-101 atau Kh-102 sejajar dengan AGM-129 Advanced Cruise Missile milik Amerika , yang telah pensiun dari layanan. Tapi senjata yang dibawa pesawat siluman dengan jangkauan 2000 mil laut masih dalam layanan.

Angkatan Udara AS saat ini sedang mengembangkan rudal Long Range Stand Off yang mungkin mirip dalam konsep dua senjata Rusia yang baru.