Kelompok garis keras menyerang hotel mewah yang penuh tamu asing di ibukota Mali, Bamako, pada Jumat 20 November 2015 dan menyandera 170 orang. Serangan itu terjadi tepat sepekan setelah kelompok ISIS menyerang Paris dan menewaskan sedikitnya 150 orang.
Radisson Blu berada dekat sejumlah kantor kementerian dan kedutaan. Jatidiri kelompok bersenjata yang menyerang belum diketahui.
Namun, sejumlah daerah di bagian utara Mali pada 2012 dikuasai sejumlah kelompok bersenjata, yang beberapa di antaranya bagian dari jaringan Al Qaeda. Meski mereka telah dikalahkan gabungan pasukan, kekerasan sesekali masih terjadi hingga sekarang.
Sumber keamanan menerangkan bahwa pelaku serangan itu berjumlah sekitar 10 orang.
Keterangan ini berbeda dengan pernyataan perusahaan pemilik hotel, Redizor Group, yang mengaku hanya melihat dua orang penyerang.
“Menurut informasi kami, dua orang kini telah menahan 140 orang tamu dan 30 karyawan,” kata perusahaan tersebut dalam pernyataan tertulis yang dikutip oleh BBC.
Seorang anggota keamanan senior hotel juga menambahkan bahwa dua orang dari pihaknya terluka saat serangan itu dimulai pada pukul 7.00 waktu setempat.
Kantor berita Xinhua menuliskan, sejumlah wisawatan China terjebak di dalam hotel tersebut. Sejumlah saksi juga mengaku melihat pihak kepolisian tengah mengepung hotel dan memblokade jalan-jalan di sekitar.
Pada Maret, sekelompok teroris mengaku bertanggung-jawab atas kematian lima orang akibat serangan di restoran Bamako yang sangat terkenal di antara wisatawan asing.