[youtube id=”pEEBr3s4I8k” width=”600″ height=”340″ position=”left”]
Angkatan Darat AS dan Northrop Grumman Corporation (NYSE: NOC) mencapai tonggak penting dalam integrated air and missile defense (IAMD) ketika IAMD Battle Command System (IBCS) menggunakan pelacakan data dari Sentinel dan radar Patriot, kemudian memberikan perintah dan kontrol kepada Patriot Advanced Capability Three (PAC-3) untuk mencegat menghancurkan target rudal jelajah.
Uji penerbangan, dilakukan pada 12 November 2015 memvalidasi kemampuan dalam hal mengidentifikasi, melacak, dan menembak target menggunakan sensor dan pencegat dari sistem pertahanan udara yang berbeda yang beroperasi di jaringan pengendalian penembakan terpadu dan di bawah kendali IBC.
“Ada tantangan teknis dalam mengintegrasikan sensor dan penembak yang tidak pernah dirancang untuk bekerja bersama-sama. Ini luar biasa,” kata Dan Verwiel, Wakil Presiden dan General Manager, divisi pertahanan udara dan rudal terintegrasi, Northrop Grumman dalam siaran pers di laman Northrop Senin 16 November 2015. “Dengan pencegatan sukses, tim Angkatan Darat dan Northrop Grumman terus menunjukkan bagaimana IBC adalah pergeseran paradigma sistem untuk rudal pertahanan udara.”
Uji penerbangan dimulai ketika sebuah drone target MQM-107, digunakan sebagai pengganti rudal jelajah, terbang pada lintasan ketinggian rendah yang kemudian dijadikan sasaran sistem pertahanan Angkatan Darat IAMD. Sistem terdiri dari battery and battalion IBCS engagement operations centers, sebuah radar Patriot dan dua Sentinel radars, serta dua PAC-3 launchers.
Karena lintasan ketinggian rendah dari target tidak bisa terpantau dari radar Patriot, IBCs kemudian menggunakan data dari Sentinel untuk menghitung sudut tembak. Dan setelah titik tembak ditentiukan PAC-3 meluncurkan rudal yang dengan sukses menghantam target.” IBCs memberikan keuntungan dari kombinasi sensor dan sistem senjata yang memungkinkan pendekatan akuisisi berbasis komponen,” kata Verwiel.