Pasar Rudal Jet Tempur 5 Tahun ke depan, Siapa Yang Akan Unggul?

Pasar Rudal Jet Tempur 5 Tahun ke depan, Siapa Yang Akan Unggul?

f-35

Pengembangan rudal dan platform senjata pesawat cenderung countercyclical. Setelah pesawat baru beroperasi, perhatian berpindah untuk mengembangkan senjata yang mengeksploitasi kemampuan pesawat tersebut. Upgrade sejumlah pesawat dan helikopter kemudian juga dilakukan untuk menyesuaikan.

Hal ini terutama berlaku di Eropa. Katalis yang digunakan saat ini adalah pesawat tempur tersembunyi atau siluman tercanggih Amerika, Rusia dan China. Jet tempur siluman menempatkan aturan ketat pada jumlah dan ukuran senjata yang bisa dibawa secara internal. Dan kebanyakan amunisi yang ada sekarang ini terlalu besar untuk dimasukkan ke teluk senjata internal pesawat.

Dengan Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighter diharapkan mulai beroperasi dari tahun 2015, kini perhatian beralih untuk mengembangkan senjata siluman tersebut. Pesawat ini harus memiliki senjata  presisi-dipandu kecil dan juga mendukung sifat siluman pesaawat yang akan memungkinkan F-35 untuk melibatkan lebih luas target.

Salah satu contoh pengembangan senjata ini adalah adanya kesepakatan Lockheed dengan Turki Rocketsan untuk mengembangkan rudal jelajah jarak menengah SOM-J untuk F-35. Berdasarkan pada rudal SOM Turki, senjata itu harus terintegrasi pada F-35 pada 2023. Norwegia mendanai Kongsberg  juga untuk membuat rudal anti kapal dan rudal darat untuk  internal oleh F-35 dalam waktu yang sama.

Di Inggris, MBDA merancang  Spear long-range precision strike missile, yang didasarkan pada Brimstone 2 dengan multi-mode seeker dan mesin turbojet untuk bisa melesat sejauh 100 km. F-35 akan membawa delapan rudal ini di teluk internal, tetapi senjata juga dapat dibawa Eurofighter Typhoon. Raytheon menawarkan Inggris unpowered Small Diameter Bomb nya II sebagai alternatif.

Meskipun jet tempur terbaru Eropa telah beroperasi selama beberapa waktu, senjata baru kadang tersedia beberapa tahun kemduain. MDBA Meteor rudal udara ke udara bertenaga ramjet baru akan beroperasi penuh pada Saab Gripen pada tahun 2015, dengan Typhoon dan Dassault Rafale mengikuti. Prancis, juga baru melakukan studi rudal jelajah nuklir, ASN4G, untuk menggantikan MBDA yang supersonik ASMP-A pada Rafale.

Di jagat helikopter situasi tidak jauh beda. Upgrade helikopter tempur juga mendorong industri senjata. Di Inggris, Thales Lightweight Multirole Missile yang di produksi untuk mempersenjatai Royal Navy Lynx AgustaWestland Wildcats. Helikopter angkatan laut juga akan membawa MBDA Sea Venom rudal untuk serangan permukaan, yang juga akan mempersenjatai NHIndustries NH90 angkatan laut Peranci.

Angkatan Darat AS untuk memulai pengadaan rudal yang lama ditangguhkan  yakni oint Air-to-Ground Missile (JAGM) pada akhir 2014. JAGM  yang merupakan rudal dual mode baru akan cocok untuk  mempersenjatai Boeing Ah 64E dan helikopter serang Bell Korps Marinir AH-1Z pada 2019.

Kapal perang yang terus berkembang juga membutuhkan rudal baru. Dipilih oleh Brazil dan Selandia Baru, MBDA  Sea reseptor yang di produksi untuk Royal Navy Type 23 dan direncanakan Type 26 frigat dan kapal perusak Type 45, yang sudah mengusung Sea Viper anti-rudal. RAster MBDA, juga dalam pelayanan dengan Perancis dan Italia.

Sebuah jeda yang panjang dalam kegiatan AS berakhir dengan rencana produksi terbatas Long-Range Anti-Ship Missile (Lrasm) yang merupakan versi dari Lockheed Martin’s Joint Air-to-Surface Standoff Missile (Jassm)  untuk bomber B-1B tahun 2018 dan F / A-18E / F tahun 2019. Angkatan Laut berencana membuka kompetisi tahun 2017 untuk Offensive Anti-Surface Warfare (OASuW).

NEXT: PASAR RUDAL