Site icon

Brigade YPG, Musuh Sulit Bagi ISIS

Milisi Kurdi

ypgSebuah kelompok yang disebut Yekîneyên Parastina Gel (YPG) menjadi lawan sulit bagi ISIS. Sebuah unit kekuatan pertahanan daerah Administrasi Demokrat Rojava yang scara de facto berada wilayah otonomi Kurdi. Kelompok ini telah terbentuk di timur laut Suriah sejak pecahnya konflik negara itu pada 2011. YPG mungkin satu-satunya kekuatan yang tahu bagaimana menghadapi kelompok ini dengan caranya sendiri.

Mengandalkan kecepatan, siluman, dan kejutan, YPG bergerak menggunakna pola dasar perang gerilya. Mereka dapat bergerak dengan cepat cepat ke garis depan dan mengkonsentrasikan kekuatannya pada satu target untuk mengepung dan menyergap musuh. Kunci kesuksesan adalah otonomi. Meskipun beroperasi di bawah rubrik taktis menyeluruh, Brigade YPG yang ditanamkan dengan kebebasan tingkat tinggi dan dapat beradaptasi dengan perubahan medan perang.

Salah satu wanita anggota Brigade YPG memiliki personel wanita.

ISIS telah bernasib baik melawan pasukan yang lebih statis menggunakan doktrin berbasis Soviet yang telah terbukti tidak mampu melawan pasukan yang sangat mobile. Baik IS dan YPG, bagaimanapun, telah muncul dari abu konflik Suriah dan telah beradaptasi hingga membentuk gaya bertarung tersendiri.

YPG sangat bergantung pada penembak jitu, didukung oleh dukungan mobile persenjataan (terutama senapan mesin berat 12,7 mm Rusia), Kelompok ini uga juga menggunakan bom pinggir jalan untuk membatasi gerakan musuh dan mencegah manuver, terutama pada malam hari.


Sementara pasukan Kurdi Irak (dikenal secara kolektif sebagai Peshmerga) menerima bantuan militer dari negara-negara termasuk Perancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat, Kurdi Suriah justru sangat sedikit menerima bantuan. Tuduhan bahwa mereka tetap dekat dengan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang pasukannya mundur dari wilayah Kurdi pada 2012, dan bahwa mereka terkait erat dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang berjuang untuk kemerdekaan Kurdi dari Turki, membuat mereka sulit menerima bantuan asing.

Turki khususnya percaya YPG menjadi alat Damaskus, sementara mereka yang percaya tujuan pemerintah Rojava dijalankan terhadap tujuan dari oposisi Suriah sering menuduh wilayah Kurdi Suriah menjadi surga bagi pengaruh Iran.
Kurdi Suriah pada dasarnya beroperasi di kanton terisolasi menghadapi IS ke selatan dan Turki sangat curiga dan bermusuhan di utara, sedangkan Pemerintah Daerah Kurdistan Irak (KRG) tidak dapat memutuskan apakah mereka teman atau musuh.


Akibatnya, unit YPG tidak memadai.  Mereka menggunakan alat seadaanya. Senjata dan amunisi dibeli di pasar gelap.
Kurdi Suriah juga telah menderita korban yang signifikan dalam serangan konstan. Misalnya, pertempuran Jazza’a (sebuah kota strategis di perbatasan Suriah-Irak yang melindungi koridor kemanusiaan) tahun lalu. Puluhan korban jatuh di kedua pihak. Namun garis YPG ini masih terus bergerak bahkan telah berhasil memperluas ke Irak.

Seorang prajurit wanita Kurdi dari People’s Protection Units (YPG) tersenyum ketika berada di al-Hawl yang menjadi area pertempuran dengan ISIS 10 November 2015.

Pejabat YPG menyangkal memiliki niat permanen di wilayah Irak, tetapi juga tidak jelas apa masa depan mereka. Kurdi Irak bersikeras tidak ada diskusi mengenai hal ini dan tetap menilai kehadiran YPG adalah pelanggaran kedaulatan.

Untuk saat ini YPG dan Peshmerga tampaknya memilih mengesampingkan perbedaan. Namun, masalah serius bisa muncul setelah ancaman ISIS surut. Memang, kedua pejabat Kurdi Irak dan Suriah mengatakan mereka akan mencoba untuk menyelesaikan masalah secara damai.

Sumber: IHS Jane

Exit mobile version